Aminullah: Gedung BI Layak jadi Situs Sejarah Banda Aceh

Banda Aceh – Gedung Bank Indonesia (BI) Perwakilan Aceh yang terletak di Jalan Cut Mutia, No. 15, Kota Banda Aceh dinilai layak menjadi salah satu situs sejarah. Gedung megah putih di tepi Krueng Aceh yang dibangun pada 2 Desember 1918 ini pun layak disebut sebagai ikon wisata Banda Aceh, di samping beragam heritage lainnya.

Penilaian itu disampaikan oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman usai menghadiri malam seremonial peringatan 100 tahun gedung yang awalnya dibangun sebagai De Javasche Bank; bank sentral Pemerintahan Hindia Belanda , Minggu (10/12/2018).

“Gedung BI ini memiliki sejarah panjang. Ia menjadi saksi bisu sejarah mulai dari masa penjajahan Belanda, Jepang, perjuangan kemerdekaan RI, hingga diterjang gempa bumi dan tsunami 2004, namun tetap kokoh berdiri. Keberadaannya kala itu membuktikan betapa pentingnya Aceh khususnya Banda Aceh bagi dunia,” katanya.

Oleh karena itu, Wali Kota Aminullah menilai Gedung BI Aceh layak menjadi salah satu situs sejarah dan ikon wisata Banda Aceh. “Seperti kita ketahui, kota ini punya banyak heritage mulai dari Masjid Raya Baiturrahman, Peucut Kerkhof, hingga Taman Putroe Phang, dan Gedung BI ini dapat menambah perbendaharaan objek wisata sekaligus edukasi sejarah bagi masyarakat dan wisatawan.”

 

Wali kota juga memuji kepemimpinan Zainal Arifin Lubis selaku Kepala BI Perwakilan Aceh saat ini yang begitu concern dalam memajukan sektor pariwisata Banda Aceh. “Dulu kesannya gedung ini begitu tertutup bagi masyarakat maupun wisatawan. Tapi di tangan beliau, Gedung BI juga membuka akses bagi pelajar, mahasiswa, wisatawan, bahkan masyarakat. Namun tentu saja ada batas atau aturan yang dibuat mengingat fungsinya sebagai bank sentral negara.”

“Saya atas nama pemerintah dan warga kota mengucapkan terima kasih kepada Pak Zainal beserta jajarannya atas perhatian dan kepeduliannya kepada Banda Aceh selama ini, baik lewat kebijakan atau program ekonomi maupun atensinya terhadap sektor pariwisata seperti acara yang digelar malam ini,” katanya.

“Kepada masyarakat, saya ingin mengajak untuk senantiasa menjaga kelestarian segenap kekayaan sejarah yang ada di Banda Aceh. Semoga seratus tahun lagi dari sekarang, anak cucu kita dan generasi selanjutnya masih dapat mengagumi kemegahan Gedung BI ini serta cagar budaya lainnya, dan mempelajari sejarahnya secara langsung, bukan lewat tulisan, foto, video, maupun tulisan semata,” demikian Aminullah Usman.

Turut hadir pada malam seremonial peringatan 100 tahun Gedung BI Aceh di antaranya Kepala Perwakilan BI Aceh Zainal Arifin Lubis, unsur pimpinan Kantor Pusat BI, perwakilan Gubernur Aceh, unsur Muspida Aceh, dan unsur Muspida Banda Aceh. (Jun)


SHARE: