Jadikan Tahun Baru Hijjriah Sebagai Momentum Perubahan

Hal ini disampaikannya saat membuka Pekan Penguatan Aqidah Remaja Kota Banda Aceh di aula kantor MPU provinsi Aceh, Jalan Soekarno Hatta, Lampeuneurut, Aceh Besar. Kata Illiza, saat ini kebanyakan remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di warung, cafe dan tempat-tempat hiburan lainya. Padahal masih banyak kegiatan lain yang lebih bermanfaat yang bisa dilakukan, seperti kegiatan keagamaan.
Menurut Illiza, para remaja bisa memanfaatkan mesjid di gampong-gampong untuk melakukan berbagai kegiatan, selain memanfaatkan mesjid sebagai sarana ibadah, juga bisa di manfaatkan sebagai tempat untuk berdiskusi, musyawarah bahkan belajar. “Sudah saatnya kita berubah, mari kita jadikan awal tahun baru hijjriah ini sebagai momentum perubahan, kebiasaan nongkrong di cafe-cafe boleh dikurangi dan beralihlah nongkrong di mesjid-mesjid misalnya” ajak Illiza.
Pada kesempatan tersebut, Illiza meminta kepada 180 remaja yang mengikuti program penguatan aqidah remaja ini agar dapat menjadi panutan bagi remaja lain saat kembali ke gampong mereka nantinya. “Materi yang kalian dapatkan disini nantinya harus bisa kalian syiarkan di gampong kalian, karena kalian yang berada disini adalah remaja-remaja pilihan” ujar Illiza.
Sebelumnya, ketua panitia yang juga Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Kota Banda Aceh Mairul Hazami M. Si dalam laporannya mengatakan, dasar pelaksanaan kegitan ini adalah visi Walikota yang ingin menjadikan Banda Aceh sebagi model kota madani dan juga sesuai misi Pemko yang ingin meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan kota yang bernuansa islami. Pekan Penguatan Aqidah Remaja ini dilaksanakan atas kerjasama DSI kota dengan BKPRMI kota Banda Aceh. Kegiatan ini digelar selama sepekan, dengan jumlah peserta 180 orang remaja yang di rekrut dari 90 gampong yang ada dalam kota Banda Aceh. Program yang bertema ” revitalisasi aqidah islam kaum remaja dalam kehidupan modern” ini bertujuan untuk menjadikan remaja kota mampu membentengi diri dan komunitasnya dari upaya pendangkalan aqidah dan pendangkalan moral. Selain itu, lanjut Mairul, para remaja ini juga didorong untuk menjadi pilar-pilar yang akan memakmurkan mesjid dalam gampong-gampong di ibu kota provinsi ini.
Para peserta diinapkan selama mengikuti program ini agar lebih fokus menyerap materi yang diberikan instruktur. Untuk peserta, panitia menyedikan biaya transporasit dan uang saku. Sedangkan instruktur direkrut dari kalangan Ulama, Dai dan Ustad dari Dayah.
Turut hadir pada acara ini, Sekdakota Banda Aceh Drs. T. Saifuddin TA M. Si, ketua BKPRMI Banda Aceh, para Kepala Dinas, Kepala Badan dan para Camat dalam jajaran Pemerrintah Kota Banda Aceh.

(Sumber : Humas Pemko Banda Aceh / MKK)


SHARE: