Umat Islam Banda Aceh Jadi Target Misionaris

Lanjut Sekda, kondisi seperti Ini jelas menjadi ancaman nyata. Bila dulu orang Aceh sangat fanatik akan agama dan aqidahnya kuat, namun kini terlihat aqidah umat Islam kita kian lemah. ”Buktinya, banyak orang Aceh menjadi pengikut aliran sesat, bahkan dari akademisi kampus di Aceh justru berkembang pula pemikiran-pemikiran Islam yang sesat,” ujar Saifuddin.
Menurut Saifuddin, Jika dilihat dari strategi kaum misionaris, jelas ini menjadi ancaman bagi kita umat Islam, dan wajib kita waspadai. Untuk itu, Saifuddin meminta semua pihak bersatu padu menghadapi masalah ini dengan membentuk TAMNAM kesemua gampong. Sekda Kota Banda Aceh ini juga menyebutkan bahwa TAMNAM ini kecil dari sisi jumlahnya personilnya, tapi Pemko Banda Aceh mengajak warga masyarakat membantu tugas dan fungsinya. ”Tim ini hadir bukan untuk menyaingi peran dan fungsi Satpol PP dan WH melainkan melengkapi tugas dakwah yang diemban selama ini. Termasuk tugas-tugas para da’i serta tugas muhtasib gampong,”ujar Saifuddin. Lebih lanjut Saifuddin mengatakan, Amar ma’ruf nahi mungkar, bukan tugas Satpol PP-WH semata tapi juga tugas seluruh umat islam di dunia.
Diharapkan sebelum berakhir tahun 2012 akan muncul reusam gampong di seluruh Banda Aceh tentang tata kelola rumah sewa dan sejenisnya termasuk restoran tempat wisata. ”Reusam-reusam tersebut diharapkan akan menjadi legalitas warga dalam mengantisipasi kemungkaran di setiap gampong. Mohon kepada tuha peut dan tokoh masyarakat juga mendukung untuk hal ini,” pinta Saifuddin.
Sementara itu, Syuib Geuchik Gampong Kuta Alam menyebut bahwa kuta alam yang selama ini dikenal dengan ’gang kelincinya’ sebagai lokalisasi maksiat ekstrem telah berlalu. Kemaksiatan dilokasi tersebut telah diberangus dua tahun silam. ”Dulu kemaksiatan di gampong dilakukan oleh orang luar Gampong Kuta Alam, dan itu telah kita usir pergi. Tapi sekarang kemaksiatan itu datang lagi, dengan pola baru, dimana oknum warga gampong menjadi pionernya. Dan warga gampong tersebut mendapat ’restu’ dari pihak tertentu dalam menjalankan usahanya,” ungkap Syuib.
Keberadaan cafe karoeke tepi kali, Syuib mencontohkan, selain tidak memiliki manfaat secara finansial, juga sungguh berdampak negatif bagi gampong kuta alam. ”Jika TAMNAM Kota Banda Aceh bergerak, saya sebagai Geuchikpun siap berada di depan,” sebut syuib usai pengukuhan dirinya bersama sejumlah warga sebagai TAMNAM Gampong Kuta Alam.
Sosialisasi rencana Kerja Tim Amar Ma’ruf Nahi Mungkar KPA-PAI Banda Aceh turut dihadiri Kepala Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, Drs. Mairul, Ketua Tim Amar Ma’ruf Nahi Mungkar Banda Aceh, Ridwan S.Ag, serta sejumlah tokoh masyarakat gampong setempat.

(Sumber : Humas Pemko Banda Aceh / MKK)


SHARE: