90 Keuchik Ikuti Sosialisasi SOP Pendataan dan Penyaluran Zakat

Banda Aceh – Sebanyak 90 Keuchik dalam wilayah Kota Banda Aceh mengikuti sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) pendataan dan penyaluran zakat Baitul Mal yang diselenggarakan di Aula lantai II gedung C, komplek Balaikota Banda Aceh.

Kegiatan yang dibuka langsung Walikota Banda Aceh ini dimaksudkan untuk adanya sinkronisasi dalam hal pendataan dan penyaluran zakat yang dimiliki gampong sama dengan data yang ada di Baitul Mal.

“Ini tuntutan yang harus kita lakukan, sehingga pendataan dan penyaluran zakat benar-benar bersih, jujur dan adil,” kata Ketua panitia sosialisasi, Marwidin Mustafa.

Sementara itu, Kepala Baitul Mal Banda Aceh, Safwani Zainun S Pd I menyampaikan apresiasi kepada para Keuchik yang selama ini telah membantu petugas dalam hal data dan verifikasi data dalam berbagai program Baitul Mal.

Dalam kesempatan ini, Safwani juga menyebutkan sebenarnya potensi zakat di Banda Aceh mencapai Rp. 68 M dalam setahun, namun yang mampu dikumpulkan baitul Mal baru Rp. 15 M.

“Ini menjadi tanggung jawab kita bersama, bagaimana kita harus mampu memberikan pemahaman dan mendorong agar masyarakat sadar zakat dan menyerahkan zakatnya ke Baitul Mal untuk kemudian dapat dinikmati oleh fakir miskin di Banda Aceh,” ujar safwani.

Safwani berharap, dari kegiatan ini akan melahirkan rujukan bersama dan menemukan solusi terhadap kendala-kendala yang ada di lapangan.

Illiza : Zakat Bukan Persoalan Sederhana

Sementara itu, Illiza saat membuka kegiatan ini menegaskan bahwa zakat bukanlah persoalan sederhana. Menurut Illiza, zakat akan mensucikan pemiliknya di hadapan Allah. Selain itu, penerimaan, pengelolaan dan penyaluran zakat yang tepat sasaran juga akan mengurangi tingkat kemiskinan.

Dalam kesempatan tersebut, Illiza meminta Keuchik harus selalu update dan terus mengevaluasi para penyalur dan penerima zakat di gampongnya masing-masing.

“Keuchik harus update, ada penerima yang terus dibantu setiap tahun tapi tidak pernah sejahtera. Kenapa? Harus dievaluasi, apakah dia malas atau seperti apa ,” ujar Illiza.

Kepada masyarakat, Keuchik juga harus terus memberikan motivasi dan mendorong agar mental masyarakat untuk tidak selalu menjadi penerima zakat.

“Mindset masayarakat kita harus diubah, jangan ketika ada penyaluran zakat, masyarakat kita lebih memilih menjadi orang miskin untuk mendapatkan zakat,” paparnya.

Terkait dengan SOP, Illiza menilai merupakan sebuah hal yang sangat penting dan para Keuchik diminta untuk benar-benar menguasai untuk kemudian memiliki sinergitas antara Gampong dan Baitul Mal, baik dalam hal data maupun program.

“Keuchik harus kuasai SOP ini, kalau ada yang kurang ngerti nanti kita minta Baitul Mal menurunkan pendamping ke gampong,” kata Illiza. (Mkk)

 


SHARE: