Ribuan Peserta Ikuti Sosialisasi Baca Quran Mudah, Cepat dan Menyenangkan

Banda Aceh – Ribuan peserta mengikuti sosialisai Metode Tahrir: “Baca Quran Mudah, Cepat dan Menyenangkan” di Amel Convention Hall Banda Aceh, Jumat (23/1/2015). Acara yang diadakan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh ini menghadirkan tiga narasumber utama yakni Ustad Harun Al-Rasyid, Ustad Fatih Karim SP dari lembaga Cinta Quran dan artis nasional asal Aceh Teuku Wisnu.

Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE, dalam sambutannya, mengatakan, berdasarkan hasil survei 2009 lalu, para pelajar SD hingga SMA di Banda Aceh yang mampu membaca Al-Quran hanya 40 persen, namun dengan program diniyah yang dijalankan, sekarang angkanya sudah mencapai 98 persen. 

Pihaknya, kata Illiza, terus berusaha dan berjuang membumikan Al-Quran melalui Musrena balai-balai inong di tingkat gampong. “Bukan hanya membaca, tapi juga tidak buta artinya. Orang yang tidak ada Quran di jiwanya ibarat orang mati berjalan,” katanya.

Melihat ramainya peserta sosialisasi Metode Tahrir, Illiza berharap ini pertanda masyarakat Kota Banda Aceh sudah mencintai dakwah. “Bukan hanya karena mau lihat Teuku Wisnu, yang hadir hari ini semoga orang-orang yang memang cinta Al-Quran,” tutup wali kota.


Sementar Ustad Fatih Karim, dalam paparannya menyebutkan, Indonesia adalah negara dengan penduduk muslim terbesar sednuia. “Lebih dari 80 persen penduduknya adalah muslim. Tapi saya prihatin, soal fedofilia kita peringkat satu di Asia. Belum lagi soal korupsi dan 289 aliran sesat yang ada di Indonesia,” katanya.

Ditambahkannya, 57 persen penduduk Indonesia tidak bisa baca Al-Quran, itu artinya sama dengan 100 juta orang. Pada 2009 lalu, lima dari sepuluh jamaah haji kita yang berangkat ke tanah suci juga belum bisa membaca kalam Ilahi dengan baik dan benar.
 
Untuk itu, pihaknya memperkenalkan Metode Tahrir, metode super cepat dan super mudah membaca Al-Quran. “Alhamdulliah alumni kita sudah ribuan orang yang tersebar di 12 kota di Indonesia. InsyaAllah, dengan Metode Tahrir, kita raih kejayaan bersama Al-Quran,” pungkasnya.

Sementara itu, Ustad Harun Al-Rasyid, dalam materinya memaparkan, Metoda Tahrir (pembebasan buta huruf Al-Quran) ini diawali dengan senam otak. “Kita membuat peserta didik fun, senang dulu, hingga optimal menyerap ilmu. Metode ini mudah dan cepat, kurang lebih enam jam dan menyenangkan.” Katanya.

Data 2013, ungkapnya, di Indonesia 53,8 persen warganya belum bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Di Aceh sendiri, 75,3 persen warga belum bisa membaca Al-Quran. 
“Namun kita harus yakin, tanamkan keyakinan pada diri kita, jika saya yakin bisa, pasti saya bisa, Allahu Akbar. Quran pasti bisa dibaca dan dihafal,” kata Ustad Harun.

Ia menjelaskan, Metoda Tahrir menggunakan dua langkah mudah dalam aplikasinya, yakni menguasai huruf hijaiyah dan memahami kaidahnya. “Penguasaan huruf hijaiyah melalui pendekatan cerita. “
 
Contoh rangkaian huruf hijaiyah menjadi sebuah ceritayang disampaikan Ustad Harun adalah Tsa Ya Ro Za Zho Ha Na Ta Ma Sya Ka Qo Ta A Dza. “tidak perlu dihapal karena tervisualkan, cerita daya ingatnya lebih menempel.” kata Ustad Harun.
 
Menjawab pertanyaan dari salah satu peserta soal dialek pengucapan huruf hijaiyah dalam bahasa Aceh seperti, Ro dibaca Ra dan Qo dibaca Qa, Ustad Harun menjawab, anak didik harus dipaksa untuk menggunakan logat arab. “Karena itu yang paling benar, kalau tidak nanti setiap daerah punya logat sendiri-sendiri membaca Al-Quran,” katanya.

Acara bertema “Al-Quran Inspirasi dan Solusi Kehidupan” yang dimoderatori oleh Ustad Ridwan Ibrahim ini turut dihadiri oleh Sekdako Banda Aceh Ir Bahagia Dipl SE, para asisten, staf ahli, Kepala SKPD, Kabag, Kabid di lingkungan Pemko Banda Aceh, ribuan Guru Diniyah dan pelajar serta awak media. (Jun)

 


SHARE: