Harry Moekti: Lelaki Hebat Itu Bekerja, Beribadah, dan Berdakwah

Banda Aceh – Ustaz Harry Moekti hadir sebagai penceramah dalam peringatan Maulid Raya Nabi Muhammad SAW yang digelar Pemko Banda Aceh di Masjid Musyahadah (Kupiah Meukeutop), Senin (29/2/2016).

Mengawali ceramahnya, mantan rock star Indonesia yang meninggalkan dunia keartisannya sejak 1995 silam ini menceritakan sekilas kisah hijrahnya. “Saat jadi artis, saya kaya raya namun untuk umrah pun tidak sempat. 1995 saya taubat, terlilit hutang dan jatuh miskin. Tapi Allah menggantinya dengan istri yang cantik, setia, dan membantu saya mengelola hutang hingga lunas.” 

Selanjutnya, ia memaparkan empat ciri orang yang bertakwa kepada Sang Pencipta. “Pertama, orang takwa itu selalu takut kepada Allah SWT. Ini yang perlu kita tanamkan sejak dini kepada anak-anak kita, segala perbuatannya akan dicatat oleh malaikat.”

Ciri takwa yang kedua, sambungya, selalu beramal berdasarkan sirathal mustaqim atau jalan ke syurga dengan berpegang pada hukum perkara yang wajib, sunah, makruh, mubah, dan haram. “Ketiga, selalu mempersiapkan diri untuk ke syurga, tapi tidak meninggalkan nikmat dunia yaitu menikah,” ungkapnya.

“Dan yang keempat, ridha dengan penghasilan yang sedikit karena tidak menerima sogok, komisi dan meninggalkan KKN. Jangan beri makanan haram kepada anak-istri kita di rumah. Lelaki hebat itu bekerja, beribadah, dan berdakwah,” ungkapnya lagi.

Kemudian Ustaz Harry mengupas soal kejayaan Kekhalifahan Islam hingga bangsa barat berhasil memecahnya menjadi 50-an kerajaan Islam kecil di dunia dan mengembangkan paham sekulerisme dan liberalisme. “Di negara sekuler, tinggallah Islam hanya berupa ibadah-ibadah saja, sementara dalam bidang ekonomi, politik, budaya, dan pendidikan tidak boleh dikaitkan dengan agama.”

Ia menambahkan, dengan paham liberalisme, orang-orang kafir tidak perlu menurunkan senjata lagi ke negara Islam. “Liberarisme menjamin kebebasan soal akidah, murtad atau sesat kini diperbolehkan di negara sekuler,” ungkapnya.

“Liberalisme menjamin kebebasan berperilaku. Bebas tidak berjilbab, tapi ingat satu hari tak berjilbab di dunia balasannya ribuan tahun di neraka. Dengan sistem demokrasi, suara terbanyak dialah yang benar. Zina, selingkuh, dan Waria itu soal HAM, bahkan dilindungi oleh negara,” katanya seraya mengungkapkan saat ini sebuah lembaga internasional telah menyiapkan dana sekitar Rp 7 triliun untuk mendukung komunitas LGBT di sejumlah negara termasuk Indonesia.

Mengenai penyimpangan seksual yang akhir-akhir ini marak, ia menyebutnya karena Indonesia tidak menjalankan hukum Allah. Menurutnya, dalam ilmu fiqih dikupas tuntas soal Khuntsa (Waria) dan penentuan status kelaminnya. “Yang haram itu laki-laki normal tiba-tiba senang kepada laki-laki. Banyak sekarang lelaki yang kewanita-wanitaan, dan wanita yang kelaki-lakian, itu yang dilarang Allah,” tegasnya.

Kemerosotan akidah dan akhlak generasi muda, sebut Ustaz Harry, sangat ditentukan oleh faktor lingkungan, terutama keluarga. Ia lalu menekankan pentingnya tugas mulia seorang wanita sebagai ummu warobatul bait (ibu pengatur rumah tangga). “Kunci bagi wanita, saat ia dinikahkan oleh ayahnya dengan seorang pria, maka sejak saat itu surga-neraka berada di tangan suaminya. Saat seorang istri mengandung anak dari suaminya, lalu ia melahirkan dan menyusui anaknya, maka ia berada tiga tingkat di atas di atas suaminya.”

“Memang benar, menafkahi keluarga, mendidik anak, hingga mengerjakan pekerjaan rumah adalah kewajiban suami. Tapi seorang istri ikut mendidik anak, memasak, dan mencuci, karena ia mengharapkan ridha suami demi surganya Allah. Itulah ummu warobatul bait,” pungkas Harry Moekti. (Jun)


SHARE: