September, Bekraf Gelar Event Khusus Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif

 

Banda Aceh – Pada September mendatang, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia akan menggelar event untuk berbagi informasi dan wawasan bagi pelaku usaha kreatif di Kota Banda Aceh. Bertajuk BISMA Goes to Get Member (Bigger 2017), ajang serupa juga digelar di Kota Bandung, Tangerang Selatan, Malang, dan Pekalongan. 

BISMA -singkatan dari Bekraf Information System in Mobile Application- merupakan sebuah sebagai aplikasi berbasis web dan smartphone (Android & iOS) yang dapat digunakan oleh para pelaku ekonomi kreatif untuk mendaftarkan jenis usahanya, sekaligus memperoleh beragam dukungan dan fasilitas dari Bekraf. Ada lima prinsip yang diusung BISMA yakni be updated, be supported, be integrated, be engaged, be marketed

Syarat untuk menjadi peserta Bigger 2017 harus sudah terdaftar terlebih dahulu sebagai pelaku ekonomi kreatif di aplikasi BISMA. Acara sehari penuh ini akan diisi dengan sesi talkshow, masterclass, dan ekshibisi. Aplikasi BISMA sendiri dapat diakses melalui https://bisma.bekraf.go.id/ atau dapat diunduh secara gratis di Google Playstore dan iOS Appstore.

“Kini hampir dua ribu pelaku ekonomi kreatif yang sudah terdaftar di BISMA, dan aplikasi ini akan terus kita galakkan di Indonesia. Mereka yang sudah terdaftar akan mendapat fasilitas seperti akses modal, pemasaran, dan infrastruktur. Dengan aplikasi ini kita juga bisa melihat sebaran pelaku ekonomi kreatif di Indonesia.”

Demikian ungkap Direktur Riset, Edukasi dan Pengembangan Bekraf Wawan Rusiawan saat bertemu dengan Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh Bahagia di balai kota, Senin (12/6/2017). Turut hadir dalam rapat persiapan sosialisasi BISMA ini para pejabat terkait di lingkungan Pemko Banda Aceh serta akademisi Unsyiah dan perwakilan komunitas ekonomi kreatif.

Untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia, kata Wawan, pihaknya telah bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di antaranya UI, IKJ, ITB, dan UGM. “Berangkat dari situ, telah berkembang 16 sub sektor ekonomi kreatif mulai dari asirtektur, musik, fotografi, kuliner, desain, fashion, film-animasi-video, hingga TV dan radio.”

“Kita masih memiliki banyak potensi unggulan dalam ekonomi kreatif, namun kerap terkendala dari sisi pemasarannya. Untuk itu, Banda Aceh kami pilih untuk menjadi salah satu kota tuan rumah penyelenggaraan Bigger 2017 pada  September nanti, tanggalnya belum kita putuskan. Kami sangat mengharapkan bantuan dan dukungan dari para pihak terkait terutama dari komunitas ekonomi kreatif yang ada di Banda Aceh,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Sekda Bahagia menyatakan pihaknya menyambut baik rencana Bekraf untuk menggelar Bigger 2017 di Banda Aceh, dan siap mendukung kesuksesan acara dimaksud. “Event ini tentu akan memberi dampak yang sangat positif dalam pengembangan ekonomi kreatif  di Kota Banda Aceh,” katanya.

Ia juga menginformasikan, dalam beberapa tahun terakhir Pemko Banda Aceh bekerjasama dengan Unsyiah telah melakukan pendataan terhadap produk-produk unggulan dalam rangka menyukseskan program One Village One Product (OVOP). “Hingga 2017 sudah terdata 451 produk. Kami juga mohon dukungan Bekraf agar produk-produk unggulan kami ini bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional,” pungkasnya. (Jun)


SHARE: