Hari Pertama Meugang, Harga Daging Relatif Stabil

 

Banda Aceh – Kamis (24/5/2017), bertepatan dengan hari Meugang pertama menjelang Ramadan 1438 H, Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal beserta sejumlah Kepala SKPK terkait meninjau harga daging dan barang kebutuhan pokok di sejumlah pasar di Banda Aceh. 

Pagi tadi, ada dua pasar yang dikunjungi Illiza dan rombongan, yakni Pasar Daging Lapangan SMEP, dan Pasar Buah dan Sayur Kartini di kawasan Peunayong. Turut mendampingi Illiza antara lain Kadiskop UKM dan Perdagangan Rizal Junaedi, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Purnama Karya, Kasatpol PP dan WH Yusnardi, Camat Kuta Alam Faisal, Kabag Ekonomi M Ridha, dan Kabag Humas Setdako Banda Aceh Dody Haikal.

Di sela-sela peninjauan, Illiza menyebutkan pada Meugang tahun ini harga daging di Banda Aceh relatif stabil yang berkisar pada angka Rp 150 ribu per kilogram. “Hasil pemantauan di sejumlah pasar baik di Banda Aceh maupun Aceh besar, harga relatif masih stabil walau memang ada kenaikan dari harga yang diinstruksikan gubernur yakni Rp 130 ribu per kilogram.”

Sebelumnya, pihaknya juga sudah merencanakan intervensi dengan mendatangkan daging sapi dari luar negeri. “Namun dari hasil diskusi dengan para pedangang dan masyarakat, mereka tetap maunya daging sapi lokal karena lebih berkualitas. Dan Alhamdulillah tidak banyak keluhan dari masyarakat, walau ada kenaikan harga tapi masih dalam batas kewajaran.”

Illiza memastikan pihaknya akan terus memantau harga daging agar tetap stabil di kisaran Rp 150 ribu per kilogram hingga hari kedua Meugang, Jumat (25/5) besok. “Pagi tadi ada sejumlah pedagang yang membuka harga Rp 160-170 ribu, namun seiring dengan semakin banyaknya pembeli yang datang, harganya kini sudah turun. Kita akan terus pantau, dan jika perlu mengintervensi agar tidak terjadi kenaikan harga,” katanya.

Menurutnya, kenaikan harga daging di Aceh khususnya di Banda Aceh hanya terjadi pada momen-momen tertentu saja, seperti pada hari Meugang yang memang sudah menjadi tradisi masyarakat Aceh. “Pada hari-hari biasa harganya berkisar antara Rp 100-110 ribu per kilogramnya.”

Ia menambahkan, sebagai alternatif bagi masyarakat yang kurang mampu, Pemerintah Aceh juga telah mendatangkan daging impor beku dari luar negeri dengan harga jual yang lebih murah. “Ini dapat menjadi pilihan bagi mayarakat kita yang tidak memiliki cukup uang untuk membeli daging sapi lokal. Harganya sekitar Rp 80 ribuan.”

Pada kesempatan yang sama, Kadiskop UKM dan Perdagangan Banda Aceh Rizal Junaedi meyebutkan, pihaknya mendata ada sekitar 200 ekor Sapi dan Kerbau yang dipersiapkan untuk Meugang menyambut bulan puasa pada tahun ini. “Sebagian besar Sapi, dan 100 di antaranya kita sembelih di Rumah Pemotongan Hewan, dan sisanya oleh masyarakat atau pedagang sendiri. Semuanya sudah kita cek kesehatannya sehingga dinyatakan layak untuk dikonsumsi,” ujarnya.

Sementara itu, Kabag Ekonomi Setdako Banda Aceh M Ridha menjelaskan, Pemerintah Kota Banda Aceh juga telah menetapkan sejumlah titik lokasi pasar daging Meugang dan Pasar Kuliner Ramadan. “Ada sembilan lokasi yang sudah kita tetapkan sebagai pasar daging Meugang di antaranya di depan Lapangan SMEP Peunayong ini, di depan Pasar Peuniti, Simpang BPKP, dan Pasar Setui.”

“Untuk lokasi penjualan penganan berbuka puasa, kita juga telah tentukan di 17 titik dalam wilayah Banda Aceh. Lokasinya antara lain di Jalan Rama Setia, seputaran Gedung ITLC (eks Bioskop Garuda), depan Taman Makam Pahlawan, depan SMA 3, dan di seputaran Lapangan Neusu,” katanya. (Jun)


SHARE: