Aminullah: Banda Aceh Sangat Siap Menjadi Tuan Rumah MTQ Aceh 2021

Banda Aceh – Bermodalkan sarana dan prasarana yang memadai, Kota Banda Aceh disebut sangat layak dan siap menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Aceh XXXV pada 2021 mendatang.

Begitu ungkap Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman dalam presentasinya di hadapan tim penilai calon tuan rumah event dua tahunan tersebut, Rabu (27/3/2019) di aula kantor Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh.

“Kami sangat siap dan layak karena semua fasilitas dan apa saja yang diperlukan untuk menggelar MTQ Aceh 2021 mulai dari tempat acara, transportasi, hingga penginapan sudah tersedia. Sarana dan prasarana yang kami miliki pun bertaraf nasional bahkan internasional,” ungkapnya.

“Selain itu, seluruh stakeholder dan masyarakat juga komit dan mendukung penuh mengingat Banda Aceh terakhir kali menjadi tuan rumah pada 2000 silam,” ungkapnya lagi.

Menurut Aminullah, pelaksanaan MTQ tingkat provinsi di Banda Aceh juga akan memudahkan koordinasi kafilah Aceh yang akan mengikuti event MTQ nasional ke depan. “Banyak pelatih maupun dewan hakim yang berdomisili di Banda Aceh.”

“Kita tentu juga harus berupaya maksimal untuk mendongkrak peringkat Aceh di level nasional. Sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam, Aceh harus menjadi leader dalam pembangunan bidang agama dan syiar Islam di Indonesia,” jelas Aminullah.

Dari sisi anggaran, sambungnya, Pemko Banda Aceh bersama legislatif juga telah menyiapkan anggaran Rp 58 miliar lebih. “Penyelenggaraan MTQ ke-35 di Banda Aceh juga akan lebih menghemat anggaran karena tidak tidak perlu membangun venue baru lagi.”

Aminullah kemudian merinci sejumlah tempat yang dapat dijadikan sebagai venue utama MTQ Aceh 20121, di antaranya Stadion Dimoerthala Lampineung, Stadion Harapan Bangsa, dan Banda Aceh Convention Hall yang baru rampung dibangun.

“Di Banda Aceh Convention Hall dapat menampung 10 ribu pengunjung, dan dapat kita gelar MTQ secara indoor di sana sehingga tidak terpengaruh oleh cuaca hujan atau panas. Di halaman depan juga dapat kita pasangi tenda lagi sehingga bisa menampung lebih banyak orang lagi,” rincinya.

Sementara untuk lokasi perlombaan per cabang, pilihannya antara lain Masjid Baitul Musyahadah, Masjid Agung Al-Makmur, Taman Sari, dan Aula Lantai IV Gedung Mawardy Nurdin Kompleks Balai Kota Banda Aceh.

“Soal transportasi kita juga sangat siap. Begitu juga dengan pemondokan; kita rencanakan semua kafilah dari kabupaten/kota se-Aceh akan tempatkan di hotel yang jumlahnya mencapai 53 unit di Banda Aceh. Puluhan rumah warga di sekitar lokasi acara juga telah kita siapkan,” kata Aminullah.

Atas dasar itu semua, pihaknya kata Aminullah, sangat berharap agar Banda Aceh dapat menjadi tuan rumah MTQ Aceh ke depan. “Event ini akan memberi multiplier effect bagi ibukota provinsi. Satu lagi yang menjadi kelebihan Banda Aceh yakni memiliki destinasi wisata yang komplit yang dapat dinikmati oleh seluruh kafilah, mulai dari wisata islami hingga kuliner,” demikian Aminullah Usman.

7 Kabupaten/Kota Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah

Selain Banda Aceh, ada enam kabupaten/kota lain yang mengajukan diri untuk menggelar MTQ Aceh ke-35. Enam daerah lainnya itu yakni Aceh Besar, Lhokseumawe, Aceh Barat, Aceh Selatan, Bener Meriah, dan Simeulue.

Sejumlah kepala daerah juga hadir langsung untuk menyampaikan presentasi di hadapan tim penilai, di antaranya Bupati Simeulu Erli Hasim dan Wakil Wali Kota Lhokseumawe Yusuf Muhammad.

Tim penilai yang diketuai oleh Kepala DSI Aceh Alidar menyebutkan, usai tahapan presentasi dari para calon tuan rumah MTQ, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan penilaian ke tujuh kabupaten/kota dimaksud. “Tahapan paling menentukan nanti saat kita turun ke lapangan untuk melihat kesiapan masing-masing daerah,” katanya. (Jun)


SHARE: