Kafilah MTQ Kota Banda Aceh Terus Matangkan Persiapan
Banda Aceh – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat provinsi Aceh yang ke-34 yang direncanakan pada bulan Juli 2019 di Sigli, Kabupaten Pidie dipastikan akan diundur ke bulan September 2019. Meski event dua tahunan ini mengalami pergeseran jadwal, namun tidak menyurutkan semangat kafilah MTQ Kota Banda Aceh untuk terus mematangkan persiapan.
Kadis Syariat Islam Kota Banda Aceh, Alizar mengatakan pihaknya telah mengetahui informasi pengunduran jadwal tersebut dari hasil rapat koordinasi persiapan MTQ se-kabupaten/kota di Op Room Kantor Bupati Pidie hari Kamis lalu.
“Meskipun jadwalnya bergeser ke September, tidak akan menyurutkan semangat kita melakukan persiapan,” ujar Alizar, Sabtu (6/4/2019) di Gedung Lembaga Administrasi Negara saat memantau TC terpusat kafilah MTQ Kota.
Diungkapkannya, sebanyak 55 qari dan qariah kota terus mendapatkan bimbingan dari para pelatih dan pembina pada TC terpusat yang digelar di Gedung LAN Aceh. Dalam sehari para qari dan qariah bisa mendapatkan materi dan bimbingan hingga tiga kali pertemuan.
“Secara umum tidak masalah, kita lihat anak-anak terus berlatih dengan semangat. Seluruh peserta dipastikan akan menyelesaikan jadwal TC terpusat yang telah kita jadwal jauh-jauh hari,” sambung Alizar.
Hanya saja, lanjut Alizar, dari pengunduran jadwal tersebut pihaknya perlu menyesuaikan tahapan persiapan selanjutnya, yakni TC tahap akhir dan try out.
“Kita akan sesuaikan TC tahap akhir dan try out agar lebih dekat dengan waktu pelaksanaan MTQ di Pidie nanti. Kita ingin jadwalnya tidak terlalu jauh sehingga materi yang didapatkan para qari dan qariah dari pelatih masih benar-benar membekas diingatan mereka,” tambah Alizar.
Lanjutnya, semua tahapan persiapan akan terus dimaksimalkan agar para kafilah Kota Banda Aceh mampu mewujudkan cita-cita Wali Kota, Wakil Wali Kota dan masyarakat Banda Aceh untuk membawa pulang prestasi terbaik di MTQ ke-34 dengan gelar juara umum.
Salah-satu kafilah MTQ Kota Banda Aceh cabang MMQ, Rial Muharni mengaku dirinya lebih fokus untuk belajar dari TC terpusat yang digelar panitia. Katanya selama dikarantina digedung LAN, dirinya dan qari qariah lainnya lebih mudah bertemu mendapatkan materi dan bimbingan dari para pelatih dan pembina.
“Kalau biasanya cuma seminggu sekali pertemuan, selama TC di LAN bisa tiga kali pertemuan. Jauh lebih terarah bagi Saya, apalagi Saya di cabang MMQ sangat butuh banyak diskusi dengan para ustad pembina,” ungkap Rial Muharni.
Sementara itu, Ikram Abdul Abdul Azis dari cabang Tafsir Bahasa Inggris menilai TC yang digelar di LAN juga memberi dampak positif bagi dirinya bisa saling mengenal sesama kafilah, pelatih dan offcial.
“Ketika sudah bersama sama, tumbuh semangat latihan dan juga semangat untuk menembangkan diri lebih baik pada cabang masing-masing,” ujarnya.(mkk)