Jamu Peserta AGC Best 2019, Cek Zainal: Peumulia Jamee Adat Geutanyo
Banda Aceh – Kamis (17/10/2019) malam, Pemerintah Kota Banda Aceh menggelar kegiatan jamuan makan malam peserta Konfrensi Internasional, Aceh Global Conference (AGC)-Best 2019 di Aula Lantai IV, Gedung Mawardy Nurdin Balai Kota Banda Aceh.
Selain tamu dari berbagai daerah di Indonesia, peserta AGC ini juga dihadiri peserta dari sejumlah negara di dunia, seperti dari Singapore, Malaysia, Comoros Island, Italy, Perancis dan Taiwan.
Semua tamu ini disambut Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin bersama Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Setdakota, Bachtiar. Tampak juga hadir sejumlah pejabat jajaran Pemko lainnya pada acara ini.
Dalam sambutannya, Zainal Arifin mengatakan Pemko Banda Aceh sangat mendukung setiap kegiatan atau event yang digelar di Banda Aceh. Kata Zainal, Wali Kota, Aminullah Usman dalam berbagai kesempatan sering mengatakan pentingnya event-event berskala Nasional dan Internasional digelar di kota ini karena akan membantu mendorong tumbuh dan berkembangnya perekonomian masyarakat kota.
“Seperti event AGC-Best yang digelar Unsyiah ini, Pemko dan Pak Wali sangat mengapresiasi, karena setiap tamu yang datang adalah rahmat,” ujarnya.
Maka, lanjut sosok yang akrab disapa Cek Zainal ini, warga kota diminta untuk selalu memuliakan setiap tamu yang datang.
“Peu mulia jamee adat geutanyo, ini sudah menjadi budaya bagi orang Aceh,” ungkap Cek Zainal.
Katanya, dengan sambutan yang baik, para tamu yang datang akan mendapatkan kesan yang baik dan akan menceritakan ke daerah asal. Menurut Cek Zainal, sikap baik yang ditunjukkan tuan rumah akan memberi kesan positif untuk kemudian dapat mendatangkan wisatawan ke ibu kota provinsi.
“Ketika para tamu hari ini mendapatkan kesan yang baik dari kita, akan diceritakan ke daerah asal dan mereka akan datang, itu menjadi bagian dari promosi juga bagi sektor wisata kita,” tambah Cek Zainal.
Kata Cek Zainal, banyak kelebihan dari Banda Aceh yang harus diketahui masyarakat dunia, mulai dari wisata kuliner, wisata religi, wisata tsunami hingga keindahan alamnya.
Hal lain yang paling penting disampaikan juga adalah kondisi keamanan. Banda Aceh hari ini sangat aman dan nyaman bagi siapapun. Predikat kota yang tidak pernah terjadi konflik dari Kemenkopolhukam adalah bukti ibukota Provinsi Aceh ini sangat aman bagi siapapun.
“Siapa saja bisa menikmati kota ini, bahkan hingga larut malam. Bisa santai sambil menikmati kopi dan kuliner di setiap sudut kota ini dengan nyaman,” tambah Cek Zainal.
Ketua AGC-Best 2019, Shabri Abd Majid menyampaikan kegiatan yang digelar pihaknya diikuti oleh 100 peserta dari berbagai negara di dunia.
Konfrensi ini diselenggarakan oleh Universitas Syiah Kuala. Katanya, AGC-BEST adalah Konferensi Internasional tahunan yang diadakan secara teratur oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB-UNSYIAH) sejak 2018.
AGC-BEST 2019 menyediakan forum yang sangat baik untuk berbagi pengetahuan dan temuan penelitian di antara akademisi, profesional, dan pemerintah.
Topik minat mencakup semua aspek teoritis dan praktis tren bisnis, ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan.
“Tujuan utama AGC-BEST 2019 digelar untuk mempromosikan pemahaman multidisiplin tentang penelitian dan inovasi terbaru melalui diskusi, pertukaran, dan berbagi di antara para peneliti, praktisi, dan akademisi,” ujarnya.(mkk)