Farid Nyak Umar Apresiasi Kebijakan Pemko Larang Perayaan Valentine Day
Banda Aceh – Farid Nyak Umar, anggota DPRK Banda Aceh dari Fraksi PKS memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Banda Aceh terkait seruan Walikota yang melarang perayaan hari Valentine Day Hari (Kasih Sayang). Apresiasi ini diungkapkan oleh Ketua Komisi D DPRK Banda Aceh ini dalam sebuah status di akun Facebooknya, Jum’at (13/2). Status inipun di ‘Like’ oleh sejumlah teman-teman Farid Nyak Umar.
Dalam status tersebut, Farid Nyak Umar mengatakan, tentu kita bersyukur bahwa dua hari yang lalu Pemko Banda Aceh sudah mengeluarkan larangan untuk merayakan Valentine Day yang jelas-jelas bukanlah berasal dari Islam, bahkan bertentangan sepenuhnya dengan agama Islam.
Pengakuan Farid, empat hari yang lalu saat berkunjung ke salah satu swalayan yang ada di Banda Aceh di kawasan Kecamatan Syiah Kuala, dirinya mendapati sebuah paket yang sudah disiapkan di tempat khusus. Saat ditanyakan paket tersebut untuk apa Sang kasir menjawab bahwa itu untuk VALENTINE DAY.
Menurutnya, merayakan Valentine Day setiap tanggal 14 Februari adalah bukti mental kita masih terkungkung oleh ideologi-ideologi penjajahan. Padahal, sudah seharusnya kita merdeka dari berbagai bentuk serangan pemikiran (Ghazwul Fikri) dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama.
Katanya, biasanya bermacam ekspresi yang ditunjukkan oleh pasangan muda-mudi (remaja) untuk membuktikan cinta dan kasih sayang pada saat Valentine Day, seperti, tukar menukar coklat dan bunga, bahkan ada dengan melakukan seks bebas. Menuurut Farid, perilaku tersebut harus dicegah karena dapat merusak akhlak dan menggerus kearifan lokal (local wisdom) masyarakat Aceh yang sangat kental dengan nilai-nilai agama.
Dalam akun FB-nya, politisi PKS ini berharap kawula muda Islam di Aceh umumnya, dan Banda Aceh khususnya dapat membentengi diri dari berbagai serangan pemikiran, semacam Valentine Day ini yang para ulama sendiri juga telah mengharamkannya.
Kata Farid, untuk berkasih sayang, Islam telah memberikan kita mekanisme menyalurkan kasih sayang yang sesuai dengan prinsip syari’at sehingga tidak menjadi maksiat.
“Sungguh hanya kasih sayang karena Allah yang memiliki kemuliaan yang tidak mengenal hari, bulan maupun tahun” tulisnya.
Kepada Pemko Banda Aceh khususnya, dan kepada Pemerintah Aceh, Farid berharap berharap peran pemerintah dalam mencegah peringatan ‘Hari Kasih Sayang’ versi Jahiliyyah Modern tersebut.
“Pemerintah kita harapkan bisa melakukan tindakan dan upaya-upaya penyadaran bagi kawula muda Aceh agar tidak terjebak dalam praktek budaya yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam” tambahnya.
Kepada para orang tua juga perlu memastikan agar anggota keluarganya tidak terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam membudayakan tradisi yang kental dengan misi agama tertentu.
“Semoga kita selalu dalam naungan rahmat dan cinta ALLAH Subhaanahu Wa Ta’ala….” tulis Farid mengakhiri status FB-nya. (Mkk)