Hasanuddin: Musrena Instrumen Utama Pewujudan Kota Ramah Gender

Banda Aceh – Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (Musrena) merupakan instrumen utama Pemerintah Kota Banda Aceh dalam mewujudkan Kota Ramah Gender. Musrena juga merupakan komitmen Pemko Banda Aceh untuk membuka seluas-luasnya ruang partisipasi bagi kaum perempuan dalam keseluruhan proses pembangunan kota.

Hal tersebut disampaikan oleh Plt Wali Kota Banda Aceh Hasanuddin saat membuka Musrena 2017 di Aula Bappeda Banda Aceh, Selasa (7/2/2017). Kegiatan yang akan berlangsung hingga Kamis (9/2) ini mengangkat tema “Memperkuat Kontribusi Perempuan dalam Agenda Pembangunan Berkeadilan di Kota Banda Aceh”.

Menurut Hasanuddin, Musrena memegang peranan penting dalam tahapan perencanaan pembangunan mengingat komposisi jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di Banda Aceh relatif berimbang. “Partisipasi kaum perempuan dalam pembangunan itu penting, terutama dalam tahap perencanaan kota,” katanya.

“Seiring dengan meningkatnya keterlibatan perempuan, maka pembangunan kota juga akan semakin maju. Lewat Musrena, kita memberikan kesempatan kepada kaum perempuan untuk lebih meningkatkan peran dan mengoptimalkan partisipasi kaum perempuan di segala bidang pembangunan yang nantinya akan dibahas ke dalam Musrenbang Kota Banda Aceh,” katanya lagi.

Ia berharap, guna mendukung program-program Pemko Banda Aceh dalam proses pembangunan yang berbasis gender, kaum perempuanyang mengikuti Musrena ini dapat memberikan informasi, permasalahan dan kendala yang terkait dengan isu gender. “Segala pendapat, opini, masukan dan saran dari ibu-ibu semua akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi kita dalam menyusun program ke depannya,” pungkasnya.

Sebelumnya di tempat yang sama, Kepala Bappeda Banda Aceh Gusmeri menyebutkan Musrena sejatinya merupakan wadah komunikasi langsung bagi kaum perempuan untuk menyusun rencana aksi dan pembangunan. “Komitmen Pemko Banda Aceh memastikan partisipasi kaum perempuan mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi pembangunan. Musrena ini juga bertujuan untuk memperkuat kapasitas perempuan secara menyeluruh.”

Ia menjelaskan, selama tiga hari berturut-turut, para peserta Musrena yang terdiri dari 180 oang perwakilan dari PKK Gampong dan Balee Inong akan membahas isu-isu strategis per regional. Regional I terdiri dari Kecamatan Meuraxa, Jaya Baru, dan Kutaraja. Regional II; Baiturahman, Banda Raya, Lueng Bata, dan Regional III; Kuta Alam, Syiah Kuala, dan Ulee Kareng.

“Kami juga mengundang perwakilan dari SKPK terkait untuk mendampingi ibu-ibu selama Musrena berlangsung. Dan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, hasil dari Musrena tahun ini akan kita proses via e-musrenbang. Kita usahakan semua usulan dapat tertampung,” katanya. 

“Beberapa waktu yang lalu, kami juga telah melatih 19 orang perwakilan dari Balee Inong sebagai operator aplikasi e-Musrenbang. Jadi setelah Musrena, hasilnya  bisa lansung dimasukkan ke e-Musrenbang. Dari setiap usulan akan kita ambil satu hingga dua program berdasarkan skala prioritas,” katanya seraya berharap Musrena 2107 dapat memberikan manfaat nyata demi pembangunan yang berkelanjutan dan responsif gender di Banda Aceh.

Turut hadir pada acara pembukaan Musrena Banda Aceh 2017 antara lain sejumlah Kepala SKPK di lingkungan Pemko Banda Aceh, tokoh perempuan dan LSM pemerhati perempuan, perwakilan Balee Inong dan TP-PKK Gampong se-Banda Aceh, serta sejumlah tamu undangan lainnya. (Jun)


Update: 09-02-2017


SHARE: