Menparekraf Dukung Pengembangan Wisata Halal Banda Aceh

• Walikota Usul Revitalisasi Kawasan Wisata Ulee Lheue dan Gampong Pande

Banda Aceh – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan dirinya dan Kemenparekraf siap mendukung pengembangan wisata halal Banda Aceh.

Pernyataan Sandiaga Uno itu disampaikan di Balai Kota, Minggu (2/5/2021) saat mengisi kegiatan Diskusi Pengembangan Pariwisata Aceh Sebagai Destinasi Wisata Halal di Aula Mawardy Nurdin, Balai Kota Banda Aceh.

Tiba di Balai Kota sekitar pukul 10.30 WIB, Sandiaga Uno yang mengenakan batik motif biji kopi disambut Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman di lobi Gedung A Kompleks Balai Kota.

Menparekraf datang bersama rombongan, termasuk Deputi Industri dan Investasi, Fadjar Hutomo dan Direktur Kelembagaan Kemenparekraf, Reza Fahlevi yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pariwisata Banda Aceh dan Provinsi Aceh. Bersama Menteri juga ikut serta Anggota Komisi X DPR-RI, Illiza Sa’aduddin Djamal yang juga mantan Wali Kota Banda Aceh. Kemudian hadir juga Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal.

Usai disambut di lobi kantor, Wali Kota langsung mengajak Sandiaga Uno menuju Aula Mawardi Nurdin di lantai IV. Disana sudah menunggu 70 peserta diskusi. Mereka berasal dari berbgai latar profesi yang berhubungan langsung dengan dunia pariwisata. Ada pengusaha hotel, restoran, cafe dan rumah makan. Ada juga dari pelaku industri rumah tangga, yakni UMKM.

Kata Sandiaga Uno, Kota Banda Aceh kaya akan potensi wisata. Ia telah berkeliling mulai dan melihat potensi tersebut. Ia juga telah menyempatkan diri ke Sabang juga.

Katanya, potensi wisata yang dimiliki Banda Aceh sebut harus dikemas semaksimal mungkin untuk pengembangan wisata halal. Dan ia memastikan Kemenparekraf akan mendukung pengembangan wisata halal Banda Aceh.

Saat sesi wawancara dengan awak media, ditanya bentuk dukungan seperti apa yang akan diberikan Kemenparekraf, Sandiaga Uno mengatakan akan ada beberapa program khusus antara Kemenparekraf dengan Pemko Banda Aceh berkaitan dengan event, program khusus peningkatan kapasitas SDM ekonomi kreatif dan program khusus pengembangan destinasi.

“Nanti ada tiga program khusus dengan Pemko Banda Aceh, yakni berkaitan dengan event, peningkatan SDM ekonomi kreatif dan pengembangan destinasi,” ungkap alumni Wichita State University di Kansas, Amerika ini.

Terkait dengan SDM, ia mengatakan akan menawarkan SDM terbaik yang dimiliki Banda Aceh dan Aceh untuk dikirim ke Politeknik Pariwisata (Poltekpar) terdekat.

“Ada Poltek di Bali, Palembang dan Bandung. Dan lulusan-lulusan Poltek yang kita kelola ini jadi incaran pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata. Tentunya nanti kita akan lakukan penyandingan daripada program sehingga penyiapan daripada SDM ini bisa secara terukur akan kita tingkatkat,” tambah Sandiaga Uno.

Sebelumnya saat menyampaikan sambutannya, Wali Kota Banda Aceh dalam sambutannya berharap dukungan penuh Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemenparekraf dalam rangka memajukan pariwisata Banda Aceh.

Sejalan dengan konsep wisata halal yang kini digaungkan Kemenparekraf, kata wali kota Banda Aceh memiliki sejumlah wisata favorit yang kerap menjadi incaran wisatawan domestik maupun mancanegara. Kelimanya adalah wisata religi, budaya dan sejarah, edukasi tsunami, alam, dan wisata kuliner. Kelima destinasi wisata tersebut terbukti mampu menarik minat wisatawan mancanegara, terutama dari Malaysia dan Singapura.

“Pada 2019, kita berhasil tingkatkan kunjungan wisata hingga 500 ribu lebih wisatawan. Naik signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Per tahunnya ada kenaikan hingga 200 ribu wisatawan,” ungkap wali kota yang mulai menjabat 7 Juni 2017 ini.

Namun, saat pandemi kunjungan wisata ke ‘Kota Gemilang’ menurun drastis. Persentase penurunan hingga 65%.

Pandemi Covid-19 sangat berdampak signifikan bagi para pelaku Pariwisata di Banda Aceh dan tempat-tempat kuliner.

‘Namun di awal 2021, Banda Aceh telah menerima wisatawan lokal maupun domestik nusantara. Perkembangan di Awal 2021, Pariwisata Banda Aceh sudah bangkit kembali, terutama untuk wisatawan domestik nusantara dan lokal atau warga Aceh sendiri,” kata Aminullah.

Lanjut wali kota, meski pandemi belum berakhir, Pemko terus berupaya berinovasi agar UMKM tetap berdaya meski kunjungan wisata menurun. Karena tantangan terbesar salah-satunya adalah pemasaran. Ketika pariwisata lesu maka akan berdampak pada pelaku UMKM yang di Banda Aceh jumlahnya mencapai 15.107 unit.

Karenanya, ia sangat berharap dukungan penuh dari Sandiaga Uno dan Kemenparekraf mendorong pengembangan wisata halal Banda Aceh.

Dengan wisata halal, menurut Aminullah menjadi peluang bisnis menggunakan kreativitas dan fleksibilitas dalam melayani berbagai kebutuhan wisatawan.

Saat ini, kata wali kota Pemko sedang menata kawasan pantai Ulee Lheue untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata lengkap dengan fasilitas pendukung seperti fasilitas ibadah yang direncanakan akan dibangun miniatur dari Masjid Baiturrahman. Kemudian di Ulee Lheue juga sudah dilengkapi dengan Ulee Lheue Park yang menyediakan aneka kuliner khas Aceh plus taman bermain bagi anak.

Kemudian di kawasan Gampong Pande, Pemko juga akan mengembangkan kawasan tersebut sebagai destinasi wisata sejarah, dimana di kawasan tersebut terbentuknya peradaban Islam di Aceh pada abad ke 13. Ia pun mengusulkan kepada Menteri Sandiaga Uno untuk mendukung proses revitalisasi kedua kawasan tersebut, yakni kawasan Ulee Lheue dan Gampong Pande.

Di penghujung acara, wali kota dan Sandiaga Uno keliling Aula melihat langsung produk-produk lokal Banda Aceh karya dari pelaku UMKM.

Dalam kesempatan ini, Sandiaga Uno mengapresiasi produk-produk tersebut karena dinilai memiliki kualitas yang mampu bersaing dengan produk impor.

“Saya yakin diantara pelaku UMKM di sini, akan ada 4 hingga 5 orang yang akan maju dan menjadi pengusaha berskala nasional,” kata Sandiaga Uno.

“Suatu saat, produk Minyeuk Pret (produk parfum lokal Aceh) akan mampu merebut pasar dari parfum impor,” ujarnya optimis.[]


SHARE: