Mawardy mengungkapkan, langkah-langkah penting dalam upaya meraih prestasi adalah pembinaan dan kedisplinan. “Saya pikir pembinaan usia dini adalah penting, klub-klub besar dunia seperti Real Madrid sukses karena mereka berhasil membina pemain muda di akademi, ini tugas kita para stakeholder” ungkap Mawardy.

Selanjutnya, kata Mawardy, kunci sukses lain yang tidak kalah penting adalah kedisiplinan pemain itu sendiri. Menurutnya, sebagus apapun bakat seorang pemain, tidak akan berperanguh bagi si pemain itu sendiri kalau tidak disiplin. “Kita lihat bagaimana bagusnya bakat Diego Michels, karirnya sekarang berada di ujung tanduk setelah terlibat perkelahian di salah satu klub malam. Ini karena dia tidak disiplin yang keluar tanpa seizin pelatih” ujar Mawardy. Untuk itu, Mawardy yang juga anggota exco PSSI, meminta kepada para pemain yang bertanding pada kompetisi pengcab PSSI agar mampu mendisiplinkan diri dalam mengasah kemampuan mereka, sehingga mampu berprestasi lebih baik hingga ke level nasional bahkan internasional.

“Untuk kita ketahui, pada tahun 2020 Aceh mengajukan diri sebagai tuan rumah PON, kita ingin emas sepakbola pada kejuaraan tersebut” harap Mawardy. Pada kesempatan tersebut, Mawardy menyerahkan bola kepada wasit, Adi sismanto yang memimpin pertandingan sebagai tanda dimulainya kompetisi.

Sebelumnya, ketua panitia kompetisi M. Daan dalam laporannya mengatakan kompetisi ini diikuti 47 tim yang terbagi dalam delapan group. Kompetisi ini bertujuan untuk mencari pemain muda potensial untuk direkrut sebagai pemain Porprov Kota Banda Aceh dan juga sebagai bentuk pembinaan olahraga bagi masyarakat Banda Aceh. Pemenang dalam lompetisi ini akan diberikan uang pembinaan dan trophy.

Turut hadir pada acara ini, ketua pengcab PSSI Safwan Yusuf, Asisten I Pemko Tarmizi Yahya, Nuzuli dari KONI Aceh, sejumlah pengurus Pengcab PSSI kota serta para penikmat bola yang ingin melihat langsung partai perdana antara JEC Jeulingke yang berhadapan dengan PORSPU Punge.