Tim Kementerian Perhubungan Nilai Transportasi Banda Aceh
Dalam pertemuan tersebut, Besty memaparkan bahwa secara keseluruhan kondisi sarana dan prasarana transportasi Kota Banda Aceh sudah cukup memadai untuk ukuran kota sedang, Kalaupun masih terjadi pelanggaran terhadap rambu-rambu lalu lintas itu di karenakan perilaku masyarakat saja yang belum memiliki kesadaran yang baik. Meskipun begitu, Lanjut Besty, masih ada beberapa catatan yang mesti diperhatikan oleh Pemko Banda Aceh, antaranya transportasi jenis Labi-labi merupakan transportasi yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan untuk keselamatan.
Selain itu taksi juga jadi perhatian, menurutnya taksi yang beroperasi di Banda Aceh kebanyakan tidak tercantum logo dan nama perusahaan serta tanda pengenal sopir. “Kejelasan rambu jalan sangat bagus, untuk papan iklan, saya pikir cukup bagus dan tidak menggangu para pemakai jalan, namun ada beberapa badan jalan yang perlu pembenahan” ujar Besty.
Kata Besty, kedatangan mereka ke Banda Aceh, disamping untuk melihat kondisi sarana dan sistem transportasi kota juga untuk melakukan penilaian sebagai syarat mendapatkan anugerah Wahana Tata Nugraha (WTN), yakni penghargaan kepada kota yang mampu menata sistem dan sarana transportasi sebagi upaya untuk mertertibkan lalu-lintas. Besty menjelaskan, Banda Aceh dinilai dengan kreteria katagori kota sedang dengan objek penilaian; sarana angkutan umum, prasarana, ruas jalan, lalu-lintas pelayanan masyarakat.
Menanggapi semua paparan tim Kementerian, Sekdakota Banda Aceh mengatakan akan melakukan perbaikan dan pembenahan sesuai apa yang disampaikan, namun Sekda juga berharap penyelenggaraan Anugerah Wahana Tata Nugraha oleh kementerian Perhubungan ini juga bisa mengenalkan sistem transportasi massal kepada pemko Banda Aceh yang sesuai dengan standar dan terjangkau untuk masyarakat.
Menurut Sekda, transportasi jenis Labi-labi yang tidak memenuhi standar keamanan ini akan menghilang dan kalah bersaing dengan sendirinya jika pemerintah mampu menghadirkan transportasi Massal dalam jumlah yang memadai. “Berbagai Infrastruktur seperti Jembatan dan Jalan sudah memadai saya pikir, hanya saja sistem transportasi massal yang harus kita kembangkan sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan karena semakin banyaknya pertumbuhan kenderaan” ujar Sekda. Katanya lagi, Pemko saat ini konsisten dengan pembangunan infrastruktur jalan, bahkan pada 2013 Pemko akan membangun dua Fly over dan jalan lingkar yang mengitari wilayah Kota Banda Aceh.
Pada kesempatan tersebut, Kadis Perhubungan Banda Aceh Muzakir Tulot juga menjelaskan berbagai hal tentang transportasi dan upaya-upaya yang telah dilakukan pihaknya sebagi upaya menertibkan lalulintas Kota Banda Aceh. penilaian WTN.
Turut hadir pada acara ini, Kabid Hubungan Darat Dishubkomintel Provinsi Aceh, Andi Findi, Unsur kepolisian dan Duta Keselamatan Transportasi Aceh Christanta Paramita yang masih menduduki kelas VI SD, Christanta pada kesempatan tersebut meminta kepada pemerintah untuk lebih memperhataikan fasilitas yang lebih lebar untuk pejalan kaki.
(Sumber : Humas Pemko Banda Aceh / MKK)