Walikota Buka Festival Permainan Tradisional Anak
Dalam sambutanya Walikota menghaturkan apresiasi kepada Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional (BPSNT ) Banda Aceh yang telah menggelar festival permainan tradisional di tengah maraknya permainan impor yang mahal harganya pada era modern saat ini. Dikatakan maraknya permainan impor sekarang ini telah menyebabkan anak-anak kurangnya rasa peduli terhadap sesama. selain itu permainan modern cenderung membuat anak-anak menjadi autis.
Lebih lanjut dikatakan, permainan yang pernah kita kenal dan mainkan dimasa kecil dahulu bukanlah sekedar pengisi waktu luang, akan tetapi permaianan tradisional tersebut tanpa kita sadari merupakan media sosialisasi kita dengan teman dan lingkungan. ” Kita pun dikenalkan pada kekuatan kerjasama, kebersamaan dan persatuan dalam menghadapi setiap tantangan, tambahnya. Oleh karena itu lanjut Walikota, tidak ada alasan untuk melupakan, meninggalkan permainan tradisional yang tumbuh dari kebudayaan kita sendiri. Kepada peserta lomba Walikota berpesan kalah dan menang soal biasa namun yang paling penting dari festival ini adalah tumbuhnya kesaaran , semangat dan perasaan memiliki kebudayaan sendiri yang merupakan pilar utama dalam pembangunan sosial dan ruhaniah masyarakat kita.
Sebelumnya Kepala BPSNT Banda Aceh Djuniat S.Sos dalam laporannya mengatakan festival permainan anak yang didukung Disbudpar dan Disdikpora Kota Banda Aceh merupakan usaha BPSNT Banda Aceh untuk menghidupkan permainan tradisional Aceh yang hampir tidak pernah lagi dimainkan anak-anak masa kini. Lebih jauh Djuniat mengatakan festival ini merupakan media pembelajaran kebudayaan sendiri sehingga masyarakat didorong mengambil peran menggugah kesadaran budaya di lingkungannya. Menurutnya permainan tradisional Aceh mengandung nilai-nilai luhur sepeeti kolektifitas, kerjasama, koordinasi, perencanaan dan penerapan strategi. ” Nilai-nilai inilah yang harus ditanamkan kepada anak-anak sejak dini, katanya.
Untuk memeriahkan acara tersebut, BPSNT Banda Aceh menyediakan hadiah berupa uang tunai senilai total Rp. 25.000.000 juga piala dan penghargaan bagi tim sekolah yang menjadi pemenang dalam setiap cabang. Dijelaskannya festival permainan tradisional tersebut memperlombakan lima permainan tadisional seperti Hadang, Geunteut, Trumpah Panyang, Tarik Tambang dan Seungket. Adapun peserta Festival permainan Tradisional Anak tahun 2012 berjumlah 1000 anak yang terdiri dari siswa/i serta para guru pendamping dari 30 SD/ MI se-Kota Banda Aceh.
(Sumber : Humas Pemko Banda Aceh / TRZ)