Peneliti Universitas Helsinki Tanyai Keberhasilan Membina Komunitas Punk

Hal ini mengemuka saat pembicaraan Peneliti dari Fakultas Ilmu Sosial Universitas Helsinki, Marjaana Jauhala dalam melakukakan pertemuan dengan Wakil Walikota Banda Aceh Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal SE, Selasa (4/9) di ruang kerja Wakil Walikota Banda Aceh.
Kepada Marjaana, Illiza menjelaskan kebijakan yang dilakukan Pemko terhadap pembinaan anak punk beberapa waktu yang lalu sebenarnya dilakukan secara persuasif, akan tetapi karena komunitas ini dianggap telah meresahkan masyarakat dan menganggu ketertiban umum maka upaya yang kita lakukan adalah dengan melakukan secara pembinaan secara intensif sehingga diharapkan dengan pembinaan tersebut anak-anak punk ini akan kembali hidup normal dan diterima kembali dalam masyarakat.
Dikatakannya lagi, pembinaan yang dilakukan Pemko waktu itu mendapat dukungan dari masyarakat dan orang tua anak-anak punk sendiri. “Saya pikir tidak ada orang tua yang menginginkan anaknya hidup dijalanan seperti itu. Dan kita mendukung upaya mereka dengan memberikan pembinaan bagi anak-anak tersebut” jelas Illiza.
Sementara itu, Marjaana sendiri mengaku lebih tertarik mempelajari sisi positif dari kebijakan penanganan anak punk yang dikakukan Illiza. Menurutnya, tujuan dari kedatangannya ke Aceh adalah untuk mempelajari gaya kepemimpinan Illiza sebagai seorang perempuan yang dianggap berhasil memimpin Banda Aceh dan mampu memecahkan problem-problem sosial di masyarakat, khususnya keberhasilan dalam menangani masalah anak punk dan masalah perempuan. “Saya membaca berita penangkapan anak punk di media-media besar Finlandia, mereka lebih banyak menyorot sisi negatif kebijakan tersebut. Tapi saya lebih tertarik melihat sisi positifnya karena kebijakan tersebut saya anggap berhasil karena mampu mengembalikan mereka ke kehidupan normal, untuk itu saya datang ke sini” jelas Maarjana sesaat setelah terlibat pembicaraan hangat dengan Illiza.
Dikatakannya lagi, saat ini kenakalan remaja di Finlandia sudah sangat meresahkan dan sangat sulit di atasi karena sering dikait-kaitkan dengan pelanggaran HAM. Kesuksesan Illiza bisa dijadikan masukan dan referensi untuk memecahkan masalah ini di Finlandia. Selain itu, Marjaana juga menanyakan seputar program Illiza terkait kesetaraan gender dan keterlibatan perempuan Aceh dalam politik.

(Sumber : Humas Pemko Banda Aceh / MKK)


SHARE: