Kota Banda Aceh Bisa Menjadi Barometer Penegakan Syari’at Islam Bagi NKRI

Pertemuan yang dihadiri Ka.Kemenag Kota, Sekda Kota Banda Aceh, Ketua FKUB Kota Banda Aceh, Ketua MPU Kota Banda Aceh, para Kepala SKPD, serta beberapa tokoh agama Kristen Katolik dan Protestan. Lebih lanjut Walikota mengatakan walaupun mayoritas penduduk di Kota Banda Aceh beragama Islam, namun warga Kota Banda Aceh tidak pernah mengalami konflik ataupun gesekan-gesekan. “Semua aktifitas agama berjalan dengan sangat baik dan sangat toleran, bahkan dalam beberapa tahun terakhir kita memiliki hubungan sangat baik dengan etnis Tionghoa terutama dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, sebut Walikota.
Walikota juga menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada tim FKUB Surabaya yang telah menyempatkan datang secara khusus untuk meninjau, mengadopsi dan bertukar ilmu dengan Pemko Banda Aceh terutama dalam hal penegakan Syari’at Islam. “ Dengan penjelasan yang kami berikan, saya harap bapak-bapak dapat memberi penjelasan kepada masyarakat Kota Surabaya bahwa kondisi kerukunan umat beragama di Aceh terutama Kota Banda Aceh sangat ramah, aman, toleran dan teratur. Terutama masalah penegakan Syari’at Islam di Kota Banda Aceh dapat digambarkan benar-benar menjadi “Rahmatan Lil ‘Alamin” (dapat melindungi) bagi pemeluk agama lain, katanya.
Sementara Ketua Rombongan Tim FKUB Surabaya bapak Imam Ghazali Said mengatakan kunjungan tim FKUB Surabaya kali ini dianggap sangat spesial karena seluruh tim FKUB Surabaya yang berjumlah 17 orang ikut serta melakukan kunjungan ke Kota Banda Aceh. “ Kami sangat antusias ingin mengetahui masalah-masalah kerukunan antar umat beragama yang timbul di Kota Banda Aceh yang juga sudah berlaku Syari’at Islam. Ghazali menjelaskan secara historis, Aceh dan Surabaya (Jawa Timur) tidak dapat dipisahkan. Karena masyarakat Jawa Timur, Surabaya pada khususnya secara historis berguru ke Aceh. Karena tokoh-tokoh Islam di Jawa Timur berasal dari Aceh.
Ghazali mengaku sangat terharu dan takjub terhadap masyarakat Aceh. Karena menurutnya masyarakat Aceh yang telah dilanda konflik keamanan yang berkepanjangan, lalu musibah Gempa dan Tsunami mampu tegar dan bangkit kembali dari keterpurukan tersebut. Ghazali mengatakan kunjungan tim FKUB Surabaya ke Banda Aceh bertujuan untuk menggali lebih dalam bagaimana kondisi warga kota Banda Aceh yang non muslim, apakah bagi mereka berlaku juga hukum Syari’at Islam dan bagaimana peran pemerintah Kota serta bagaimana cara mengatasi jika timbul gesekan-gesekan antar umat beragama atau intern agama, katanya.
Turut serta dalam Tim FKUB Surabaya KaKemenag Kota Surabaya, Sekretaris MUI Surabaya serta para tokoh agama dari berbagai agama di Surabaya.

(Sumber : Humas Pemko Banda Aceh / TRZ)


SHARE: