Hubungan Banda Aceh Dan Higashimatsushima Akan Berlanjut
Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh bersama perwakilan Kota Higashimatsushima, Jepang, mengadakan seminar internasional bertajuk “Further Actions for Sustainable Reconstruction (Tindakan Lebih Lanjut untuk Rekonstruksi Berkelanjutan)“.
Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE membuka langsung seminar yang membahas proses rehabilitasi dan rekonstruksi (Rehab/Rekon) kedua kota yang pernah luluh lantak akibat tsunami tersebut, di Aula Lantai IV, Balai Kota Banda Aceh, Sabtu (27/12/2014).
Pesertanya terdiri dari para Kepala SKPD di jajaran Pemko Banda Aceh, akademisi dan tokoh masyarakat gampong dari sembilan kecamatan di Banda Aceh.
Pada acara pembukaan tadi, turut hadir Sekdako Banda Aceh Ir Bahagia Dipl SE, para asisten dan staf ahli, Kabag Humas Pemko Banda Aceh Drs Marwan serta Ir Iskandar MSc selaku Kepala Badan Investasi Aceh yang memaparkan presentasinya soal pembelajaran proses rehab/rekon Aceh-Nias.
Sementara dari Jepang, hadir pada kesempatan itu dan ikut menyampaikan presentasi, antara lain perwakilan dari Kota Higashimatsushima Mr Shuuya Takahasi, HOPE Senior Managing Director Dr Michiaki Omura serta Mr Masayoshi Fukushima dan Mr Masayuki Mori dari HOPE/KDDI Japan.
Wali Kota Illiza mengatakan, seminar ini merupakan hasil kolaborasi Pemko Banda Aceh dengan perwakilan Kota Higashimatsushima.
“Kita sudah lama menjalin hubungan dengan Higashimatsushima pasca tsunami dan saling berbagi pengalaman. Kita sudah 10 tahun menjalani proses rehab/rekon, sementara Kota Higashimatsushima baru empat tahun.” katanya.
Menurut Illiza, banyak hal yang bisa dipelajari dari bangsa Jepang, khususnya soal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kedisiplinan, sopan satun, dan masyarakatnya yang dikenal sebagai pekerja keras.
Kerjasama pertukaran kedua staf pemerintahan dari kedua kota, kata Illiza, hingga kini terus berlangsung.
“Mudah-mudahan kerjasama yang telah tuang dalam suatu perjanjian ini, bisa berguna juga untuk dunia seingga resiko bencana bisa diminimalisir. Tsunami tidak dapat kita pungkiri mendatangkan pembelajaran berharga. Semua orang kini harus tanggap bencana.” kat Illiza.
Hasil yang ingin dicapai dari seminar ini, sambung wali kota, melahirkan suatau rencana aksi terkait proses rehab/rekon pasca tsunami secara tepat, efektif dan efisien.
“Dengan begitu, masyarakat yang menjadi korban dapat lebih cepat tersenyum dan hidup normal kembali,” katanya.
Masyarakat Aceh khususnya Banda Aceh, terbukti tangguh dalam menghadapi bencana. Tidak ditemukan adanya korban tsunami yang selamat lalu bunuh diri karena putus asa atau berakhir di rumah sakit jiwa.
“Semua orang bangkit, dengan harapan akan bertemu kembali dengan keluarganya di akhirat kelak. Kita semua masih diberikan kesempatan hidup, maka hiduplah berarti untuk Allah dan kemashalalatan orang banyak. Kebaikan kita di dunia akan menjadi investasi di akhirat kelak,” tutup wali kota seraya mengharapkan hadirin dapat dengan serius mengikuti seminar ini.
Pada sesi coffee break, peserta seminar beserta tamu undangan mendapat hiburan berupa penampilan musik akustik dari penyanyi asal Jepang, Hiroaki Kato, yang membawakan lagu “Laskar Pelangi” dalam bahasa Indonesia dan Jepang. (Hfz)