Illiza Jadi Pembicara Talk Show Hijab Syarii
Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE menjadi pembicara dalam talk show Hijab Syari tak Menghalangi Karirku di Masjid Jamik Kampus Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh, Minggu (21/12/2014).
Dalam acara dihadiri oleh ratusan mahasiswa Unsyiah tersebut, Wali Kota Illiza, berbagi kisah dan pengalamannya soal transformasi dirinya berpakaian dari yang kasual hingga berhijab seperti sekarang.
“Saya pikir kita semua tahu soal tata cara mengenakan hijab yang sesuai dengan tuntunan agama, yakni tidak boleh transparan, ketat dan meyerupai bentuk badan,” kata wali kota.
Walau dirinya dari kecil sudah diajarkan soal agama, Illiza mengaku tidak serta merta berhijab. “Dulu rambut saya panjang, hitam dan lebat. Kulit putih dan badan pun masih kurus. Termasuk kategori cantiklah,” kata Illiza disambut riuh hadirin yang didominasi oleh mahasiswi tersebut.
“Saya mulai berhijab walau belum sempurna ketika menempuh pendidikan di Jakarta. Ketika pulang ke Aceh, saya sangat terkejut ketika ada pihak keluarga yang komplain. “Pakon katop ulee? lebeh tari hana sok jilbab (kenapa menutup kepala? lebih cantik tanpa jilbab),” kata wali kota dalam Bahasa Aceh.
Namun dirinya tetap istiqamah berkerudung. “Perlahan-lahan saya perbaiki hijab saya. Sebenarnya, jika kita berjalan kepada Allah, maka Allah akan menyambut kita,” pesan wali kota di hadapan mahasiswa yang memenuhi Masjid Kampus Unsyiah.
Pengalaman lain soal busana islami yang dikenakannya, sambung Illiza, saat dirinya menghadiri pertemuan tingkat nasional dalam rangka dinas di Jakarta. “Selain jilbab, saya juga kerap mengenakan tambahan selendang. Saat itu ada bapak-bapak yang bertanya, “ibu sehat? kok siang-siang selimutan?. Itu kan salah bentuk cobaan kepada kita.”
“Terus sempurnakan pakaian kita, namun jangan anggap kita sudah paling sempurna dan jangan menjelek-jelakkan cara berpakaian orang lain. Kenali diri kita, kemana tujuan hidup kita. Ibarat memasak nasi, semua butuh proses. Begitu juga dengan hidayah Allah. Jangan takut diuji oleh Allah, jika kita mau naik kelas.”
Untuk lebih menghidupkan suasana talk show yang digagas Unit Pengembangan Program Pendamping Matakuliah Agama Islam (UP3AI) Unsyiah itu, Wali Kota Illiza juga membawa sejumlah buku-buku islami untuk dibagikan secara gratis kepada mahasiswa dan mahasiswi yang aktif berdiskusi.
Menjawab pertanyaan dari salah satu mahasiswi soal karir dan rumah tangga, Illiza mengatakan Islam tidak melarang para wanita untuk berkarir. “Syarat utamanya adalah izin suami. Bagi yang ingin berkarir silahkan, tapi ingat, peran sebagai seorang istri dan ibu jangan kita tinggalkan,” demikian Illiza Saaduddin Djamal.
Acara yang dirangkai dengan penutupan Program Iqra UP3AI Unsyiah ini, turut dihadiri oleh Rektor Unsyiah Prof DR Ir Syamsul Rizal MEng, Hj Rahmatillah SAg MPd dari Dinas Syariat Islam Kota Banda Aceh, Purek III Unsyiah Dr Ir Alfiansyah Yulianur BC, dan Ketua UP3AI Unsyiah Dr Ir H Komala Pontas. (Jun)