Illiza : Reaktor Biogas Bisa Bantu Perekonomian Masyarakat
Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal menanggapi positif karya dari Yayasan Kemaslahatan Ummat (YKU) bekerjasama dengan USAID membangun reaktor biogas dari kotoran sapi dan kotoran manusia. Menurut Illiza program pembangunan reactor biogas ini sangat luar biasa karena berasal dari kotoran sapi dan kotoran manusia diolah menjadi energy yang mampu membantu persoalan ekonomi masyarakat.
“Saat ini kan masyarakat dipusingkan dengan kenaikan TDL, kenaikan BBM dan kenaikan gas elpiji. Namun dengan dikembangkannya reactor ini sedikit tidak dapat membantu masyarakat” ujar Illiza disela-sela Loka Karya Satu Hari tentang Pengembangan Energy Bersih Indonesia, yang diselenggarakan oleh YKU dan USAID, Senin di Aula Lantai IV, Gedung A, Balaikota, Banda Aceh.
Dalam kesempatan tersebut, Illiza juga meminta kepada Kementerian ESDM yang juga hadir pada acara ini untuk melakukan kajian dan mengupayakan agar biogas dapat dikembangkan untuk skala rumah tangga, sehingga energy ini bisa berkontribuasi untuk dunia dan berkontribuasi untuk perekonomian masyarakat Banda Aceh dan Aceh.
“Karena ini sangat murah, mudah dan rendah resiko, jadi sangat aman digunakan oleh masyarakat” katanya lagi.
Illiza berharap pada tahun 2015, YKU dan USAID dapat bekerjasama dengan Pemko Banda Aceh untuk membangun reactor biogas dalam skala lebih besar di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Gampong Jawa, Banda Aceh.
“Karena kita berkomitmen akan kembangkan bantuan dari YKU dan USAID ini, makanya kita targetkan agar dibangun pada 2015 di IPLT Gampong Jawa” ungkap Illiza.
Sementara itu, Direktur YKU tentang program Energi Bersih Indonesia (ICED), Yulian Gressando mengatakan program ini telah dilaksanakan di Aceh selama 6 bulan, mulai dari Maret sampai September dan telah berhasil membangun 20 Reaktor biogas dari kotoran sapi, 2 reaktor dari limbah pabrik tahu dan 1 reaktor dari kotoran manusia.
“Kita berharap ini menjadi langkah awal dalam rangka pemanfaatan energy terbarukan yang sebenarnya ada disekitar kita, yang bisa dimanfaatkan untuk maska, listrik, dan sebagainya dan tidak perlu lagi harus beli elpiji dan tidak tergantung pada PLN” ujar Yulian Gressando.
Yulian juga sependapat dengan Wali Kota, bahwa IPLT yang dimiliki Banda Aceh sudah sangat representative yang memiliki sampah-sampah organic. Yulian mengatakan, kedepan pihaknya akan bekerjasama dengan DKKK Banda Aceh untuk mengembangkan IPLT menjadi energy listrik dan biogas.
Loka Karya ini diikuti oleh 150 orang dan menghadirkan keynote speaker Direktur Bio Energy Ditjen Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana. Turut juga hadir dalam kegiatan ini Mr Brian Dusza dari USAID. (Mkk)