Pemko Awali Safari Ramadhan di Masjid Agung Al-Makmur
Banda Aceh–Pemerintah Kota Banda Aceh mengawali Safari Ramadhan 143. H tahun 2014 di Masjid Agung Al-Makmur Bandar Baru Selasa (1/7). Tim Safari Ramadhan Pemko ini dipimpin oleh Plh Sekda M Nurdin S.Sos.
M Nurdin mengatakan, tiap tahunnya Pemko Banda Aceh selalu melaksakan kegiatan safari Ramadhan dengan mengunjungi 10 masjid dalam 9 kecamatan di wilayah Kota Banda Aceh, dan selalu dimulai dari Masjid Agung Al-makmur yang merupakan masjid kebanggaannya masyarakat Banda Aceh ini.
Pada kesempatan tersebut, Pemko menyerahkan bantuan sebesar Rp15 juta kepada pengurus Masjid Agung Al-Makmur. Plh Sekda menyerahkan langsung bantuan tersebut yang diterima oleh Imam Besar Masjid Al Makmur di sela-sela shalat Isya dan Tarawih di masjid tersebut.
M Nurdin berharap bantuan ini dapat memperlancar kelangsungan pembangunan dan kegiatan keagamaan di masjid tersebut.
Pada malam pertama safari Ramadhan yang turut dihadiri seluruh kepala SKPD di jajaran Pemko Banda Aceh ini, menghadirikan penceramah Dr H Fauzi Saleh MA.
Penceramah dalam tausyiah singkatnya di hadapan ratusan jamaah mengupas soal karakter kota madani. Dikatakannya, Banda Aceh yang telah digagas sebagai model kota madani oleh almarhum Mawardy Nurdin bersama Illiza Saaduddin Djamal harus memiliki beberapa ciri khusus.
Ciri tersebut antara lain disebutkannya, masyarakatnya harus berkarakter Rabbaniah.
Lalu yang kedua, tambahnya, adanya karakter kemanusiaan yang melekat pada insan madani yang digambarkan dengan insan yang suka menolong, memiliki rasa simpati dan empati tinggi dengan lebih mengedepankan orang lain daripada dirinya sendiri.
“Kalau seseorang masih memikirkan kebutuhan dirinya sendiri itu belum masuk kategori madani, tapi bagaimana ia mampu membahagiakan orang lain, itulah sikap madani,” papar Dr Fauzi.
Selanjutnya ujarnya, ciri ke tiga masyarakat madani adalah masyarakat muslimnya memahami islam secara kemprehensif. Dengan kata lain islamnya kaffah, tidak setengah-setengah. Hal ini tercermin dalam kesehariannya baik dalam hal makan, minum, cara berinteraksi, serta pola pikirnya, semua secara islami.
Lalu yang terakhir kata beliau ciri masyarakat madani adalah menjadikan semua ibadah baik itu wajib ataupun sunat sebagai satu kebutuhan. (Trz)