Bangun Pusat Bisnis Banda Aceh Madani, Pemko Cari Investor
Banda Aceh -Pemerintah Kota Banda Aceh berencana membangun pusat bisnis yang dinamai Banda Aceh Central Business Madani dengan investasi mencapai Rp. 273,7 Miliar. Bangunan yang direncanakan 8 lantai ini berada dilokasi terminal APK Keudah. Untuk terealisasinya proyek ini Pemko akan menawarkan kepada pihak investor yang siap bekerja sama dengan Pemko Banda Aceh dengan sistem bagi hasil yang nantinya disepakati bersama.
Hal ini disampaikan Pelaksana Harian Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal di Banda Aceh, Kamis (12/6/14) saat menggelar konprensi pers di ruang kerjanya.
“Sebagai langkah awal proses penjaringan minat pasar, kita bekerjasama dengan Bappenas dan Konsultan PT Wiswakharman akan melaksanakan kegiatan market sounding di Oasis Amir Hotel yang beralamat di Jl Senen Raya Kav 135-137, Jakarta Pusat, pada hari kamis, 19 Juni 2014 pukul 09.00 Wib” ungkap Illiza.
“Pemerintah kota hanya menyediakan lahan seluas 13 ribu meter persegi serta mempermudah segala macam perizinannya,” tambah Illiza Saaduddin Djamal yang dalam kesempatan ini turut didampingi Kepala Bappeda Banda Aceh T Bukhari Budiman dan Kabag Humas Drs Marwan.
Katanya lagi, Banda Aceh Centre Business Madani dibangun di lahan yang saat ini dijadikan Terminal Angkutan Penumpang Kota (APK) Keudah. Lokasinya persis di jantung kota dan pusat perekonomian di ibu kota Provinsi Aceh tersebut.
Bangunan Banda Aceh Centre Business Madani tersebut, kata Illiza Saaduddin Djamal, dibangun delapan lantai, dua lantai di antaranya berada di bawah tanah yang akan dijadikan area parker dan terminal transit angkutan kota. Selebihnya, tiga lantai pertama dijadikan mal dan lantai empat hingga enam merupakan hotel berbintang tiga.
Selain itu, di depan Banda Aceh Centre Business Madani yang juga membentang Krueng Aceh yang membelah Kota Banda akan dibangun sebuah jembatan. Jembatan ini digunakan sebagai pusat kuliner dan warung kopi.
“Banda Aceh Centre Business Madani ini akan menjadi pusat perekonomian dan pariwisata Kota Banda Aceh dan diharapkan menjadi contoh bagi daerah lain di Provinsi Aceh dan Indonesia” ungkap Illiza Saaduddin Djamal.
Sampai saat ini, sudah ada 40 perusahaan investasi yang telah terdata dan ingin mengajukan tawarannya.
“Pola kerja sama investasi ini adalah bangun serah guna, artinya setelah dibangun oleh pihak swasta, digunakan dan setelah 30 tahun akan diserahkan kepada Pemko sebagai pemilik bangunan,” kata Illiza Saaduddin Djamal.
Kalau proyek ini terealisasi, diyakini akan mampu menggerakkan perekonomian rakyat di Banda Aceh karena selain menarik peminat pendatang yang ingin membelanjakan uangnya juga akan akan menampung tenaga kerja dalam jumlah besar.
“Nanti kita buat kesepakatan agar pusat bisnis madani ini memakai tenaga kerja lokal yang berasal dari putra-putri Aceh sebagai karyawannya” ungkap Illiza. (Mkk)