Meski Waktu Mepet, Mayoritas Keuchik Nyatakan Siap Gunakan Sisa Dana Desa 2015
Banda Aceh – Tahun anggaran 2015 akan segera berakhir beberapa minggu lagi. Di Banda Aceh, dana desa masih belum dicairkan sekitar 20 persen lagi, namun mayoritas Keuchik (Kepala Desa) di Banda Aceh menyatakan siap menggunakan sisa dana desa untuk realisasi pembangunan di gampong (Desa) masing-masing.
Pernyataan para Keuchik ini disampaikan pada acara Sosialisasi Kebijakan Dana Desa Tahun 2015 yang di gelar Kementerian Keuangan RI, Senin (7/12/2015) di Aula lantai IV, Gedung A, Balaikota Banda Aceh. Turut hadir anggota DPR-RI dari Komisi X, H Firmandes.
“Waktu tinggal beberapa minggu lagi, saya ingin tanyakan apakah para Keuchik siap merealisasikan penggunaan sisa dana desa,” Tanya Wakil Walikota, Zainal Arifin saat membuka sosialisasi, dan mayoritas Keuchik menyatakan siap.
Namun, dalam sesi tanya jawab, beberapa Keuchik mengeluhkan penggunaan dana desa tahun 2015 belum dilengkapi petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan petunjuk teknis (Juknis), sehingga para Keuchik mengaku bingung dalam merealisasikan penggunaan dana tersebut.
Keuchik Kuta Baru, Kecamatan Kuta Alam, Halik Saing menyebutkan juklak dan juknis sangat di perlukan oleh dalam penyaluran dan pemanfaatan dana desa tersebut. Juklak dan Juknis juga diperlukan agar terbangun system dan mekanisme yang baik dalam penggunaan dana desa sehingga tidak menjadi masalah hukum di kemudian hari.
“Untuk tahun 2016, kami minta dana desa bisa disalurkan paling telat bulan February agar dalam pelaksanaannya para Keuchik memiliki waktu yang cukup dan tidak terburu-buru,” ujar Halik Saing.
Sementara itu, Firmandes mengakui bahwa penyaluran dana desa sedikit terlambat, ini dikarenakan program baru yang memerlukan waktu pembahasan di tingkat pusat. Namun dirinya yakin para Keuchik di Banda Aceh bisa menggunakan dana desa sesuai dengan penggunaannya dan tepat waktu.
“Kenapa saya yakin, karena saya tahu Wakil Walikota Banda Aceh merupakan mantan Keuchik. Tentunya pengalaman beliau akan menjadi modal berharga bagi kepada para Keuchik saat ini,” ujar Firmandes optimis.
Firmandes berharap, dengan segala para Keuchik di Banda Aceh dapat menjadi pioneer dan contoh bagi Keuchik lainnya di Aceh dalam penggunaan dan pemanfaatan dana desa, sehingga program tersebut benar-benar bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat.
Sejumlah nara sumber dihadirkan dalam sosialisasi ini, di antaranya, Drs Lukmanul Hakim dari Kemendagri, Nazaruddin dari Kementerian Desa Tertinggal dan Wahyudi Sulestyanto SE MM dari Kementerian Keuangan RI. (Mkk)