Program Pemko dan Comu Fase II Lebih Fokus Pada Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Banda Aceh – Kerjasama sister city antara Banda Aceh dan Higasimatsushima telah berjalan selama 2 tahun di fase pertama dan akan berlanjut pada program fase ke dua. Untuk fase ke dua, kerjasama kedua kota ini lebih fokus kepada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Hal ini disampaikan Project Koordinator COMU, Yuko Odaira, Jumat (4/12/2015) di sela-sela pertemuan dengan Kabag Ekonomi Setdakota Banda Aceh, Arie Maula Kafka di sebuah kafe di Lambung, Meuraxa. Dalam pertemuan ini, juga dihadirkan Keuchik Lambung, Zaidi dan Panglima Laut Kuala Cangkol, Syafaat serta beberap tokoh masyarakat setempat.
Kata Yuko Odaira, ada beberapa sektor yang akan dikembangkan dalam program COMU di Banda Aceh untuk fase kedua ini, yakni bidang perikanan, mendorong lahirnya kebun gampong (Desa) dan pencegahan bencana.
“Kita akan dorong perekonomian warga lewat usaha-usaha kecil di bidang perikanan, seperti budidaya ikan, kepiting dan tiram tambak,” ungkap Yoku Odaira.
Lanjut Yoku, pemberdayaan ekonomi ini di fokuskan di wilayah Kecamatan Meuraxa dan masyarakat yang berasa di sekitar Escape Building, yakni Lambung, Alue Deah Teungoh dan Deah Geulumpang.
Katanya lagi, saat ini merupakan masa transisi dari fase pertama dan kedua. Namun langkah-langkah kedepan sudah mulai kita bicarakan dengan pihak Pemko Banda Aceh.
Saat ini, di kawasan Meuraxa juga telah di bangun kawasan wisata nelayan, yakni Fishing Basket. Konsep wisata ini di adopsi dari Jepang. Selain di Meuraxa, kawasan serupa juga telah di bangun di wilayah Syiah Kuala.
Bentuk Koperasi COMU
Sementara itu, Kabag Ekonomi Setdakota Banda Aceh, Arie Maula Kafka menambahkan, COMU dan pemko akan membentuk sebuah Koperasi yang dinamakan Koperasi COMU. Koperasi ini nantinya akan membina masyarakat di wilayah Meuraxa dalam mengembangkan usaha-usaha mereka. Koperasi ini akan dipimpin oleh Arie Maula Kafka.
Terkait Koperasi ini, Yoku Odaira menjelaskan, Koperasi ini di bentuk untuk dalam rangka mengantisipasi berakhirnya dukungan dana dari JICA.
“Program ini kan di danai JICA untuk tiga tahun kedepan, yang fase pertama dulu dua tahun. Ketika hubungan kerjasama nanti berakhir, tentunya dana dari JICA juga terhenti dan kita sudah siap karena telah memiliki koperasi. Jadi kita tetap dapat memberdayakan ekonomi masyarakat karena saat itu kita telah mandiri,” ujar Yuko. (Mkk)