Tahun Depan Banda Aceh Tuan Rumah City Sanitation Summit
Padang – Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE menjadi moderator sesi diskusi panel bertajuk “Tantangan dan Peluang Pencapaian Universal Access Bagi Indonesia 2020” dalam rangkaian City Sanitation Summit (CSS) XV 2015.
Acara yang digagas oleh Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi (AKKOPSI) ini berlangsung di Hotel Grand Inna Muara, Padang, Sumatera Barat, Kamis (19/11/2015). Dalam forum ini, Wali Kota Illiza menjabat sebagai Ketua Bidang Advokasi dan Komunikasi AKKOPSI.
Dalam pengantarnya, Illiza menjelaskan, sejalan dengan RPJMN 2015-2019, telah diluncurkan kembali Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Tahap Kedua (PPSP-II) untuk kurun waktu 2015-2019 oleh delapan kementerian dengan koordinasi Kementerian Bappenas.
“Program ini adalah sebagai tahapan implementasi PPSP-I, dalam mengusung target 100 persen akses bagi air minum dan sanitasi yang layak bagi Indonesia di akhir 2019 nanti,” kata Illiza.
Pada Konferensi Air Minum dan Sanitasi (KSAN) minggu lalu di Jakarta, lanjut Illiza, Menteri Bappenas menyampaikan target Universal Access itu memang ambisius, tapi itu merupakan amanat dari regulasi nasional. “Dan belajar dari pencapaian kita di MDGs, kita optimis dapat meraih target tersebut.”
Menurut Illiza, ada beberapa yang menjadi tantangan dan peluang dalam upaya bersama mencapai target tersebut. “Untuk itulah, pada sesi pleno kedua ini kita akan mengikuti diskusi panel bersama para direktur dari beberapa kementerian yang terkait dengan program PPSP jilid 2 ini.”
Adapun para narasumber yang hadir pada kesempatan itu yakni Nugroho Tri Utomo Direktur Perumahan dan Permukiman (Perkim) Kementerian Bappenas, Dodi Krispratmadi Direktur Pengembangan PLP (Penyehatan Lingkungan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, dan Imran Agus Nurali Direktur Penyehatan Lingkunan Kemenkes.
Sebelum mempersilahkan para narasumber untuk menyampaikan paparannya, Illiza mengharapkan dalam sesi diskusi ini semua peserta akan dapat melihat lebih dalam bagaimana tantangan ataupun peluang dalam menjalankan PPSP-2 di daerah masing-masing. “Diharapkan pula dapat membangun optimisme dan secara kuat dapat bersinergi untuk bersama-sama mencapai target 100 persen Akses Sanitasi Indonesia di awal 2020 nanti.”
Setelah pemaparan ketiga narasumber dan sesi diskusi, Illiza kemudian menyampaikan beberapa pesan kunci sebagai closing statement. Kata Illiza, semua anggota AKKOPSI perlu lebih fokus mengawal tahapan pencapaian PPSP-2 dan memastikan implementasinya, baik teknis maupun non-teknis dapat berjalan dengan secara optimal di daerah masing-masing.
“Mari kita raih peluang untuk penyediaan layanan dasar bagi masyarakat kita, khsusnya sektor sanitasi. Bagaimanapun, kemajuan dan tingkat beradabnya suatu kota atau wilayah kita, dapat diukur dari bagaimana kita mampu mengelola lingkungan, serta limbah dan sampah mereka sendiri,” pungkasnya.
Tahun Depan Banda Aceh Tuan Rumah City Sanitation Summit
Pada hari dan tempat yang sama, Wali Kota Illiza juga mengikuti Rakernas AKKOPSI VII 2015 bersama dengan 443 perwakilan kabupaten/kota lainnya se-Indonesia. Hal yang membanggakan, salah satu hasil Rakernas itu menunjuk Kota Banda Aceh sebagai tuan rumah penyelenggaran City Sanitation Summit XVI pada tahun depan.
Terkait hal itu, Illiza mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh peserta Rakenas AKKOPSI yang telah mempercayai Banda Aceh sebagai tuan rumah CSS XVI 2016. “Tentu ini merupakan sebuah amanah besar dan kami merasa sangat terhormat atas kesempatan tersebut.”
Ia menambahkan, percepatan pembangunan sanitasi di Indonesia menjadi sesuatu yang mendesak untuk segera dibenahi. “Bukan hanya dengan meningkatkan jumlah dan mutu sarananya, tapi juga dengan memperbaiki perilaku masyarakatnya,” kata Illiza.
Dengan ketersediaan akses terhadap fasilitas sanitasi dasar, sambung Illiza, pencemaran lingkungan dapat berkurang sehingga suatu daerah akan memiliki lingkungan fisik yang lebih bersih. “Hal tersebut pada akhirnya akan membuat masyarakat lebih sehat dan penyakit akibat buruknya sanitasi dapat dihindari,” tutup Illiza. (Jun)