Banda Aceh Coffee Festival 2015, The Soul of Arabica

 


Banda Aceh
– Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kembali menggelar Banda Aceh Coffee Festival. Mengambil tema The Soul of Arabica, ajang yang telah digelar sejak 2011 ini merupakan komitmen Pemko Banda Aceh untuk mempromosikan kopi Aceh ke mata dunia.


Pagelaran tahun kelima ajang berkumpulnya para peracik, pengusaha, petani, peneliti, dan penikmat kopi Aceh yang dirangkai dengan Festival Kopi dan Teh Nusantara ini dibuka oleh Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar RI Hesti Reko Hastuti, Jumat (6/11/2015) malam di Taman Sari.


Hingga Minggu (8/11), para pengunjung dapat menikmati beragam racikan minuman kopi di 50 stand yang disediakan pihak panitia di Taman Sari. Bukan hanya kopi, sejumlah penganan khas Aceh juga tersedia di sana.

Plt Kadisbudpar Banda Aceh Drs Ridha MM, mengatakan, guna lebih menyemarakkan suasana, pihaknya juga menyediakan panggung seni dan budaya yang menampilkan aneka atraksi hiburan bertema kopi. “Event ini untuk mempromosikan Kopi Arabica yang saat ini sedang booming di Banda Aceh, maupun Kopi Aceh pada umumnya hingga ke dunia internasional,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE dalam sambutannya mengharapkan dukungan dari Kemenpar RI untuk menjadikan Banda Aceh Coffee Festival sebagai sebuah event berskala internasional pada tahun depan.


Aceh hari ini, kata Illiza, terus berusaha bangkit untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia. Melalui event-event besar yang rutin digelar, diharapkan stigma negatif terhadap Aceh pun sirna. “Kita harapkan dukungan dari pihak kementerian pariwisata untuk menggelar festival kopi berskala internasional di Banda Aceh pada tahun depan.”

Menurutnya, Aceh cukup dikenal dengan kopinya, khususnya Arabica, kopi yang dicari oleh dunia. “Kopi Robusta juga ada di Aceh, namun berbeda dengan Kopi Arabica yang teksturnya lebih kecil, dan aman bagi lambung,” kata Illiza.


“Kota Banda Aceh sendiri dikenal sebagai kota seribu warung kopi, dan peminatnya juga luar biasa. Tentu ini bisa menarik minat wisatawan untuk datang. Mudah-mudahan, ajang ini juga berdampak positif bagi perekonomian masyarakat,” pungkasnya.

Di tempat yang sama, Hesti Reko Hastuti menyatakan selain wisata religi, tak dapat dipungkiri potensi kuliner Aceh termasuk kopi sangat luar biasa. “Sebagian besar ekspor kopi dari Indonesia ke luar negeri berasal dari Aceh,” katanya.


Pihaknya juga sangat menghargai komitmen Pemko Banda Aceh dalam mempromosikan Kopi Aceh ke dunia internasional. “Untuk itu, kami akan mendukung penuh pelaksanaan Banda Aceh International Coffee Festival pada tahun depan,” katanya yang disambut tepuk tangan hadirin.

Pembukaan Banda Aceh Coffee Festival 2015 ditandai dengan penumbukan biji kopi menggunakan Lesung secara bersama-sama oleh Hesti Reko Hastuti, Wali Kota Illiza, Wakil Wali Kota Zainal Arifin, Kadis Pariwisata Aceh Reza Fahlevi, Ketua DPRK Banda Aceh Arief Fadillah, dan sejumlah pejabat lainnya. (Jun)


SHARE: