Bertemu Wali Kota Split, Illiza Promosikan Pariwisata Banda Aceh
Split – Kunjungan kerja Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE beserta Ketua DPRK Banda Aceh Arief Fadillah SIKom dan sejumlah pejabat lainnya ke Kroasia, berlanjut ke Kota Split, Rabu (28/10/2015.
Di kota penyumbang pendapatan terbesar untuk Krosia ini, Illiza yang turut didampingi oleh Dubes RI untuk Kroasia Agus Sardjana, mengadakan pertemuan dengan Wali Kota Split Ivo Baldazar. Sebelumnya, Illiza dan rombongan juga telah melakukan Kunker ke Kota Vukovar dan Kota Zagreb.
Kesempatan bertemu Ivo Baldazar, dipergunakan Illiza dan rombongan untuk mempelajari bagaimana Kota Split mempromosikan sektor pariwisatanya yang menjadi tulang punggung perekonomian Kroasia.
Dalam pemaparannya, Ivo menjelaskan bahwa mempromosikan pariwisata tidaklah semudah yang dibayangkan. “Kami memerlukan waktu yang lama dan panjang, bahkan kami pernah jatuh bangun saat berupaya membangun rencana-rencana strategis sektor pariwisata.”
Kata Ivo, Kota Split yang dikelilingi oleh Pantai Adriatic, merupakan penyumbang PAD terbesar untuk kroasia. “Hingga saat ini, kami hanya mengandalkan sektor pariwisata untuk membangun Kroasia,” sebutnya seraya menambahkan jika saat ini ia juga sedang mencari investor yang ingin berinvestasi dalam pembangunan 78 hotel baru di Kota Split.
Hal lainnya, Ivo mengungkapkan, pada tahun lalu ia dan Wali Kota Semarang telah menandatangani letter of intent untuk kerja sama kota kembar. “Rencananya tahun depan, kami akan berkunjung ke Semarang untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama kota kembar Split-Semarang,” sebutnya.
Illiza Promosikan Pariwisata Banda Aceh
Membuka sambutannya, Illiza menyebutkan Kota Split adalah salah satu kota wisata terbaik di Kroasia dan pihaknya merasa snagat beruntung dapat melihat secara langsung keindahan Kota Split yang terkenal.
Kata Illiza, Kota Banda Aceh saat ini berusaha mempersiapkan diri sebagai salah satu tujuan wisata dunia. “Sebagai kota kecil, kami memiliki keterbatasan sumber daya, dan oleh sebabnya sangat sulit bagi kami untuk membangun industri besar.”
“Namun kami memiliki alam yang indah dan banyak peninggalan sejarah serta peninggalan tsunami yang kemudian menjadi salah satu tujuan favorit bagi para wisatawan. Kami melihat potensi ini dan memutuskan untuk fokus pada sektor pariwisata sebagai pendorong kegiatan ekonomi.”
Sebagai hasilnya, sambung Illiza, berbagai industri kecil mulai tumbuh di Banda Aceh seperti hotel, restoran, industri souvenir, makanan tradisional. “Dan yang paling penting, kami dapat memperkenalkan Banda Aceh sebagai kota yang aman untuk dikunjungi.”
Sebagai ibukota Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh sebut Illiza juga sangat strategis. “Kami dikelilingi oleh alam yang indah dari area tetangga. Banda Aceh saat ini bertindak sebagai kota transit dan bersama dengan daerah tetangga kami menciptakan paket wisata bersama.”
Menurutnya, pariwisata di Banda Aceh memiliki konsep yang berbeda. “Kami menggunakan istilah Wisata Islami. Kami ingin mempromosikan kota kami dengan keunikan masyarakatnya yang menerapkan Syariat Islam sebagai dasar berkehidupan. Kami juga ingin memperkenalkan kepada komunitas global akan kebaikan dan keindahan dari Islam,” papar Illiza.
Illiza menambahkan, pihaknya akan sangat senang jika dapat melakukan kerja sama dengan Kota Split di sektor pariwisata. “Kami berharap kota kami dapat menjadi seperti Kota Split yang begitu maju sektor pariwisatanya, sehingga akan lebih banyak lagi orang yang datang ke Banda Aceh.”
Output yang ingin dicapai, sebutnya lagi, industri terkait pariwisata dapat terus tumbuh dan berkontribusi terhadap kegiatan ekonomi Kota Banda Aceh, maupun di daerah tetangga. “Saya juga berharap pertemuan ini tidak akan menjadi pertemuan terakhir kita. Jika memungkinkan, tahun depan ketika anda merencanakan kunjungan ke Kota Semarang, kami juga ingin mengundang anda untuk berkunjung ke kota kami,” kata Illiza mengakhiri sambutannya. (Jun)