Memakmurkan Masjid, Bukti Cinta Kepada Rasulullah
Banda Aceh – Tim Safari Dakwah Dai Perkotaan Dinas Syariat Islam (DSI) Kota Banda Aceh berkunjung ke Masjid Babussalam, Gampong Lampaseh Aceh, Kecamatan Meuraxa, Sabtu (1/8/2015).
Di sana, tim yang dipimpin oleh Wakil Wali Kota Banda Aceh Drs H Zainal Arifin, melaksanakan Shalat Magrib dan Isya berjamaah bersama warga setempat. Acara juga diisi dengan ceramah agama dan diakhiri dengan ramah-tamah.
Turut hadir pada kesempatan itu, Kepala DSI Mairul Hazami SE bersama Kabid Dakwah Drs Ridwan Ibrahim MSi dan Kabid Pengembangan Syariah dan Dayah Wirzaini SHI, Plh Kabag Humas Setdako Banda Aceh Mahdi SPd MM serta Camat Meuraxa Heru Triwijanarko SSTP MSi. Hadir pula anggota DPRK Banda Aceh Ir M Ali dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Wakil Wali Kota Zainal dalam sambutannya mengapresiasi pihak DSI yang rutin menggelar kegiatan ini setiap Sabtu malam dari Masjid ke Masjid. “Tujuan kita mengajak masyarakat untuk senantiasa memakmurkan Masjid dengan melaksanakan Shalat berjamaah, terutama bagi kaum laki-laki.”
Pemko Banda Aceh, kata pria yang akrab disapa KeuchikZainal ini terus berupaya melaksanakan amar makruf nahi mungkar demi mewujudkan Banda Aceh sebagai Kota Madani. Namun upaya itu, kata dia, bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab semua pihak, termasuk masyarakat.
“Memang sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk menegakkan amar makruf nahi mungkar, meski kewajiban palingg besar ada pada pemerintah. Minimal kata Nabi, benci kepada kemungkaran sebagai selemah-lemahnya iman,” sebutnya.
Ia menambahkan, Pemko Banda Aceh melalui DSI akan terus melakukan gerakan dakwah. “Bukan hanya di Masji-Masjid, kita juga akan mengunjungi cafe-cafe untuk berdakwah dalam rangka syiar Islam. Untuk itu, kami mohon doa dan dukungan dari segenap masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Usttaz Mursalin Lc dalam tausiahnya mengupas soal pentingnya shalat berjamaah. “Jika kita buka lembaran Islam, langkah pertama yang dilakukan Rasulullah Muhammad SAW dalam berdakwah adalah membangun masjid dan memakmurkannya. Dari Masjid-lah cahaya Islam memancar ke seantero dunia.”
“Kata Rasul, yang membedakan kita dengan orang kafir adalah shalat. Artinya, kalau kita shalat maka kita termasuk orang yang beriman. Jika kita tinggalkan shalat, maka kita tidak ada bedanya dengan orang kafir,” ujar Ustaz muda tersebut.
Pada zaman Rasulullah, sambungnya, pembeda antara orang beriman dan munafik, dilihat dari ada atau tidaknya seseorang tersebut menunaikan shalat berjamaah di Masjid. “Sesuai dengan sabda Rasul, orang yang sentiasa berada di masjid untuk makmurkan masjid, maka dia telah benar-benar beriman dan temasuk orang baik.”
Ustaz Mursalin melanjutkan, Rasulullah seumur hidupnya, tidak pernah shalat seorang sendiri. “Beliau selalu menjadi imam shalat, bahkan dalam perang sekalipun. Itulah ciri pemimpin sejati. Menjelang wafat pun, Rasul tetap menjaga shalat berjamaah ke masjid, walau harus dipapah oleh para sahabat.”
Diriwayatkan, sebelum menyampaikan ceramah terakhirnya sebelum wafat, Rasulullah dipapah oleh Ali dan Ibnu Abbas menuju ke Masjid untuk menjadi imam shalat berjamaah. Waktu itu, kondisi kesehatan Rasul semakin memburuk.
“Setelah berwudhu, beliau sempat pingsan dan para sahabat menungguinya. Kemudian Rasul kembali berwudhu, namun kembali pingsan. Baru setelah wudhu untuk ketiga kalinya, Rasul mampu menuntaskan mengimami shalat dan menyampaikan ceramah terakhirnya bagi umat Islam.”
Memakmurkan Masjid adalah warisan Rasulullah Muhammad SAW kepada seluruh umat Islam. “Mari kita buktikan cinta kita kepada Rasulullah dengan senantiasa memakmurkan Masjid, salah satunya dengan selalu menjaga Shalat berjamaah di rumah Allah ini,” tutup Ustaz Mursalin. (Jun)