Illiza Buka Semiloka Pembangunan Ekonomi Kreatif

Banda Aceh – Pemerintah Kota Banda Aceh bekerjasama dengan Unsyiah, CCIS, ICAIOS, Institut Darul Ridzuan Malaysia dan Saree School menggelar Seminar dan Lokakarya (Semiloka) Pembangunan Ekonomi Berbasis Industri Inovatif dan Kreatif.

Acara yang digelar di Aula Lantai IV Balai Kota Banda Aceh dan diikuti oleh ratusan peserta ini dibuka langsung oleh Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE, Sabtu (23/5/2015).

Adapun yang menjadi narasumbernya antara lain Izarul Machdar Dosen Teknik Kimia Unsyiah, Dr Mazalan Kamis CEO Institut Darul Midzuan Negeri Perak Malaysia, dan Program Manager International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) Asrul Sidiq MSc.

Ketua panitia Dr Saifullah Muhammad dalam laporannya menyebutkan, melalui kegiatan ini pihaknya ingin berkontribusi dalam pembangunan Aceh. “Unsyiah saat ini sudah membentuk lembaga CCIS (Center for Creative Industry of Syiah Kuala University) yang diberi amanah untuk membumikan ilmu-ilmu para cerdik pandai di kampus jantong hate rakyat Aceh.”

Hingga kini, kata Saifullah, ada sekitar 300 doktor yang telah menimba ilmu dari segala penjuru dunia yang telah kembali ke Unsyiah dan mereka diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.


“Untuk itu, kami perlu menjalin kemitraan dengan pihak lain, termasuk dengan para pelaku ekonomi kreatif dan pemerintah tentunya. Kata kuncinya adalah sinergi, untuk membangkitkan daya saing Aceh dengan membuat suatu leapfrog (lompatan besar) demi kemajuan Aceh,” pungkasnya.

Wali Kota Illiza dalam sambutannya mengatakan, konsep smart city yang diterapkan di Banda Aceh tidak akan berjalan optimal tanpa didukung oleh masyarakatnya yang pintar atau smart people.


“Jika masyarakat belum smart bagaimana kota kita akan menjadi smart city. Belum semua masyarakat sadar akan program ekonomi kreatif. Potensinya cukup besar dan peluang juga diberikan seluas-luasnya oleh pemerintah, namun belum digarap secara serius oleh masyarakat.”

Pihaknya, kata Illiza, saat ini sedang mengembangkan program one village one product untuk meningkatkan perekonomian warga. “Kita sedang berupaya munculnya beragam gampong seperti gampong teknologi, gampong kerajinan, dan gampong kuliner. Sehingga nanti wisatawan yang datang juga bisa belajar wot dodoi misalnya.”

Ia menambahkan, perkembangan industri inovatif dan kreatif juga harus diiringi dengan promosi yang baik. “World islamic tourism sudah kita luncurkan, tinggal produk-produk yang akan kita jual yang perlu kita pikirkan sekarang. Ini juga yang akan meningkatkan perekonomian warga.”

Pada akhir sambutannya, wali kota mengharapkan hasil dari Semiloka ini bisa menghadirkan suatu forum bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif untuk meningkatkan produktivitasnya. “Mari kita jadikan Banda Aceh sebagai kota yang akan susah dilupakan orang yang datang kemari. Kulinernya enak, masyarakatnya ramah, dan produk-produknya juga berkualitas.” katanya. (Jun)


SHARE: