Illiza Kecewa Ada Aksi Coret-Coret Baju dan Konvoi Usai UN

Banda Aceh – Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE memantau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Senin (18/5/2015).

Wali Kota Illiza bersama Kadisdikpora Syaridin SPd MPd dan rombongan memantau pelaksanaan UN hari pertama tersebut di dua sekolah, yakni di SDN 1 dan MIN Model Banda Aceh.

Saat meninjau ke sejumlah ruangan ujian, Illiza juga mengajak para siswa untuk berdoa sebelum mengisi lembar jawaban agar dimudahkan oleh Allah dalam menjawab soal-soal yang diberikan.

UN tingkat SD/MI di Banda Aceh tahun ini diikuti oleh 4.212 siswa dan akan berlangsung selama tiga hari ke depan sampai dengan Rabu (20/5). Adapun mata pelajaran yang diuji per harinya secara berturut-turut
adalah Bahasa Indonesia,  Matematika dan IPA.

Usai memantau UN di SDN 1 Banda Aceh, Illiza menyampaikan harapannya agar para peserta UN tahun ini bisa lulus dengan nilai yang lebih baik dan ada peningkatan dari sisi pembangunan akhlak serta tidak ada aksi coret-mencoret baju.

Pada kesempatan itu, ia juga mengungkapkan kekecewaannya terkait aksi coret-mencoret baju sekolah dan konvoi di jalan raya oleh sebagian pelajar SMA usai pengumuman kelulusan Sabtu (16/5) kemarin.

“Ini juga bentuk kegagalan orangtua dan kita semua karena mereka masih mensyukuri suatu keberhasilan dengan hal-hal yang sifatnya duniawi saja, seharusnya lebih mendekatkan diri kepada Allah,” katanya.

Terkait aksi para pelajar yang sempat menimbulkan kemacetan arus lalu lintas tersebut, pihak sekolah kata Illiza sudah mengingatkan, namun tidak mungkin untuk mengontrol semua siswa.

“Untuk mencegahnya tentu harus ada peran dari orangtua juga untuk mengingatkan, karena setelah lulus seharusnya mereka menjadi tangung jawab orangtua.”

Pihaknya, kata Illiza, sebelumnya sudah mengadakan pertemuan dengan seluruh kepala sekolah untuk mengantisipasi hal tersebut, namun belum efektif karena belum ada sinkronisasi antara pendidikan di sekolah dan di rumah.

“Para orangtua masih beranggapan pendidikan itu hanya tanggung jawab sekolah. Ini teguran Allah juga dan kita harus bermuhasabah. Semoga ke depan dengan sentuhan-sentuhan yang sampai ke hati siswa, hal ini tidak terulang lagi,” pungkas Illiza. (Jun)


SHARE: