Walikota Buka Seminar dan Edukasi Kanker Pada Anak
Banda Aceh – Walikota Banda Aceh, Hj Illiza Saaduddin Djamal SE, Selasa (14/4/2015) membuka seminar dan edukasi kanker pada anak di Aula Lantai IV, Gedung A, Balaikota Banda Aceh. Seminar yang diselenggrakan oleh Yayasan Anyo Indonesia dan PKBI Kota Banda Aceh ini menghadirkan dr Edi Setiawan Tehuteru, SP AK, MHA, konsultan kanker anak Rumah Sakit Dharmais Jakarta.
Dalam sambutannya, Illiza memeberikan apresiasinya kepada PKBI dan Yayasan Anyo yang telah menggagas kegiatan tersebut. Menurut Illiza, seminar yang dihadiri puluhan ibu-ibu di Banda Aceh ini sangat penting dan menambah pengetahuan orang tua tentang kanker pada anak.
Illiza juga menyampaikan, kanker bukanlah penyakit yang harus di takutkan, tapi harus dikenali mulai dari stadium rendah untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pengobatan yang tuntas. Kepada para orang tua yang hadir sebagai peserta, Illiza meminta mereka untuk fokus mengikuti seminar sehingga memiliki pengetahuan yang cukup sehingga ketika menemukan kasus penyakit kanker pada anaknya, para Ibu-ibu ini tidak panik dan tahu apa yang harus dilakukan.
Sementara itu, dr Edi, dalam presentasinya mengatakan peran orang tua sangat penting dalam mendeteksi gejala kanker pada anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan karena kanker pada anak sangat sulit di deteksi, berbeda dengan kanker pada orang dewasa.
Kata dr Edi, sampai saat ini dari sekian banyak kanker yang dapat ditemui pada anak hanya satu jenis yang bisa dideteksi secara dini, yakni kanker bola mata atau dikenal dengan istilah retinoblastoma.
“Karenanya, penting bagi orang tua untuk mengetahui dan mewaspadai gejala kanker pada anak mengingat baru satu jenis yang dapat dideteksi secara dini” ujar dokter yang dilahirkan di Jakarta ini.
Deteksi dini untuk retinoblastoma dinamakan lihat merah, kata dr Edi, pemeriksaannya tidak harus ke rumah sakit besar, karena juga bisa diperiksa oleh seorang tenaga kesehatan yang telah dilatih sebelumnya.
“Di Puskesmaspun bisa diperiksa dengan menggunakan alat yang disebut ophthalmoscope, suatu alat untuk melihat bagian dalam dari mata anak” ungkap Edi.
Selain Retinolastoma, apakah kanker pada anak dapat di cegah?, dr Edi mengatakan kanker pada anak berbeda dengan kanker pada orang dewasa, karena pada orang dewasa bisa dicegah sedangkan pada anak tidak.
Lalu, apagunanya orangtua mengajarkan pola hidup dan pola makan sehat kalau pada kenyataannya kanker pada anak juga tidak bisa dicegah. dr Edi mengungkapkan pola hidup dan makan sehat tetap harus diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, memang bukan bertujuan untuk mencegah kanker yang timbul, namun lebih kepada pencegahan agar saat anak-anak menginjak usia dewasa mereka dapat terhindar dari berbagai jenis kanker yang biasanya menyerang orang dewasa.
Lanjut Edi, bila orang tua mencurigai anaknya terkena kanker, sebaiknya orangtua segra membawanya ke rumah sakit dan mengkonfirmasi apakah gejala yang dijumpai benar kanker atau bukan. Selanjutnya dokter akan melakukan upaya pemeriksaan awal tergantung dari gejala yang timbul.
Pada seminar ini, para peserta juga diberikan buku tentang kanker pada anak dari yayasan Anyo Indonesia. Pimpinan Anyo Indonesia, Ibu Pinta berharap buku yang dibagi dapat menambah pengetahuan para orang tua dalam upaya mengenali kanker secara dini dan ketika menemukannya segera membawa anaknya untuk segera diperiksa dan diobati dengan baik dan tuntas.
Turut hadir dalam acara ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, dr Media Yulizar dan Kepala Kantor Pemeberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Banda Aceh, Ir Badrunnisa. (Mkk)