Cyberisasi Masjid Menuju Banda Aceh Islamic Cyber City

Banda Aceh – Forum Silaturahim Kemakmuran Masjid Serantau (Forsimas) mengadakan penyuluhan Cyberisasi Masjid-Masjid Kota Madani Banda Aceh, Sabtu (14/3/2015) di Aula Serbaguna Dewan Kemakmuran Masjid Aceh (DKMA), Darussalam, Banda Aceh.
Acara yang didukung oleh Pemerintah Kota Banda Aceh tersebut dihadiri oleh puluhan remaja masjid dan pengurus Badan Kemakmuran Masjid (BKM) se-Banda Aceh.

M Hasan Basri, Sekjen Forsimas memaparkan sekilas perjalanan Forsimas sejak 2006 hingga sekarang. “Forsimas merupakan produk masyarakat masjid. Tujuan akhirnya akhirnya adalah integritysolidarity dan prosperty masyarakat masjid sedunia.”

“Saya mohon orang-orang muda masjid mengubah mindset-nya, think globally act locally. Berpikir global selaku bagian dari masyarakat dunia, bertindak denga tidak meninggalkan kearifan lokal yang kita punya,” katanya saat membuka acara tersebut. 

Dengan penggunaan media siber saat ini, seluruh masjid di dunia bisa terhubung dengan teknologi. “Ini memudahkan kita untuk menemukan lokasi masjid via HP atau smartphone di tangan kita masing-masing misalnya,” katanya lagi.

Acara tersebut juga menghadirkan dua pemateri yakni T Farhan SIKom selaku Direktur Masyarakat Informasi dan Teknologi (MIT) dan Zulkhairi MA Pemimpin Redaksi Majalah Suara Darussalam.

Zulkhairi memaparkan materi pentingnya media cyber Islam. Saat ini, katanya, terjadi pertarungan sengit antara kebathilan dan kebenaran di seluruh aspek, termasuk di media siber atau dunia maya.

“Kekuatan informasi melalui media mampu merubah kebijakan negara. Saat ini sangat banyak informasi positif yang tidak tersampaikan ke luar. Di media-media online, cukup banyak informasi negatif tentang Islam. Ini harus kita counter dengan berita-berita positif. Masjid kekuatan paling penting, dan sebagai pondasi awal syiar Islam.”

Ia kemudian mencontohkan aktifitas kaum-kaum sekuler yang sangat aktif di dunia maya, sehingga diketahui oleh orang banyak. “Sementara kegiatan kita saat ini belum terekpose dengan baik. Manfaatkan medsos yang ada untuk mengekpose inti-inti kajian di masjid atau mulailah dengan memposting satu hadis satu hari di akun facebook maupun twitter kita,” ajaknya.

Selanjutnya, T Farhan memaparkan hal-hal teknis program Cyber Masjid yang digagas pihaknya tersebut. Menurutnya, Kota Banda Aceh sendiri sudah mempunyai konsep yang cukup bagus yakni Islamic Cyber City.

“Banda Aceh menjadi juara nasional Indonesian Digital Society Award (IDSA) 2014 lalu. Banda Aceh kota digital terbaik di Indonesia, namun penggunaan wifi di kota kita masih terpusat di Warkop-Warkop saja. Seharusnya pusatnya itu di masjid,” katanya.

Sebagai langkah awal cyberisasi masjid, lanjut Farhan, dari sekitar 96 masjid yang ada di Banda Aceh, pihaknya akan menerapkan penggunaan teknologi di 10 masjid sebagai pilot project. “Kita akan bangun website masjid beserta kontennya dan wifi masjid sesuai denga visi misi Forsimas untuk menghubungkan seluruh masjid sedunia. Saat ini perwakilan kita sudah ada di 11 negara ASEAN.”

Ia menambahkan, sangat jarang bisa ditemui masjid di Aceh yang ada website-nya. “Masjid Raya Baiturrahman juga belum punya. Padahal dengan teknologi terkini, kita bisa streaming video untuk menghadirkan penceramah dari Masjid di Australia misalnya,” kata Farhan.

Khusus untuk wifi masjid, ia menjelaskan penggunaannya tentu saja harus di-filter dari situs-situs negatif. “Salah satunya dengan gampong.net yang kami bangun sebagai pengganti mesin pencari seperti google yang berisi kumpulan situs-situs positif. Selain itu, juga harus diatur jeda penggunaanya pada waktu shalat,” jelas Farhan yang juga menjabat sebagai IT Manager Forsimas ini. 

Menurut Farhan, dengan jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 80 juta orang, sangat efektif jika kesimpulan kajian-kajian Islam di masjid disebarluaskan via website yang akan dibuat nantinya.

“Di website Masjid Manhattan, Amerika Serikat, juga ada fitur atau kolom ask the imam. Ini tentu sangat menarik bagi anak-anak muda kita yang butuh pencerahan. Mereka bisa langsung berinteraksi dengan iman masjid. Di website masjid juga basa ditampilkan kolom donasi bagi mereka yang ingin menyumbang untuk pembangunan masjid.”

Selain membantu pembuatan website masjid dan penyediaan fasilitas wifi, Forsimas rencananya juga akan memberikan bantuan laptop dan kamera video bagi pengurus atau remaja masjid untuk mendukung operasional penyajian konten yang akan diupload ke website masjid nantinya. (Jun)


SHARE: