Operasi Pasar Tekan Laju Inflasi Banda Aceh
Banda Aceh – Laju infalsi bulan Januari 2015 di Kota Banda Aceh tercatat pada angka 0,10 persen, angka ini lebih baik dari agregat provinsi Aceh, yakni 0,17 %. Sementara untuk Lhokseumawe mengalami inflasi yang lebih besar, yakni 0,44%, sedangkan Meulaboh mengalami deflasi pada angka 0,12%.
Dalam rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Banda Aceh, Rabu (11/2) terungkap beberapa faktor yang meyebabkan laju inflasi Banda Aceh mampu ditekan dan lebih baik dari kondisi di Lhokseumawe dan kondisi untuk Aceh secara keseluruhan.
BPS mengungkapkan, bahwa kebijakan yang diambil Pemko Banda Aceh bersama Bulog menggelar operasi pasar beberapa waktu lalu memberi efek yang sangat positif sehingga pada pertengahan bulan Januari 2015 sejumlah harga barang mulai turun. Ada beberapa kegiatan operasi pasar yang digelar pada Januari lalu, yakni operasi pasar beras dan operasi gas LPG 3 Kg.
“Bila dibandingkan Year Or Year (Januari 2015 terhadap Januari 2014) adalah sebesar 5.97%” ini disebabkan oleh kebijakan Pemko yang bekerjasama dengan Bulog dan Pertamina menggelar operasi pasar” ungkap perwakilan BPS yang menghadiri rapat TPID Rabu lalu.
Sementara itu, Sekdakota Banda Aceh Ir Bahagia DiplSE yang juga Ketua TPID Kota Banda Aceh menilai inflasi di Banda Aceh dapat ditekan ke angka yang lebih baik lagi dibulan-bulan berikutnya kalau TPID mampu menyusun roadmap pengenadalian inflasi lebih cepat. Untuk itu, Sekda meminta semua anggota TPID sudah memiliki roadmap tersebut paling lambat bulan Maret nanti.
“Saya pikir kita perlu segera menyelesaikan roadmap pengendalian inflasi sehingga semua pihak mengerti tugas dan fungsi masing-masing dan diharapkan mampu menekan angka inflasi pada Februari dan bulan selanjutnya diangka yang lebih baik lagi dari kondisi Januari” pinta Sekda kepada semua anggota TPID.
Sementara itu, Kabag ekonomi Setdakota Banda Aceh mengatakan Pemko bersama Bulog dan Pertamina akan kembali menggelar operasi pasar pada bulan Februari dan Maret dengan harapan dapat kembali menekan harga dipasaran sehingga mendorong daya beli masyarakat.
Dalam rapat yang dikuti perwakilan BPS, BI, Bolog, Pertamina dan instantsi terkait lainnya, terungkap beberapa hal yang menyebabkan inflasi di Kota Banda Aceh sebesar 0,10% untuk periode Januri 2015, diantaranya disebabkan oleh kenaikan harga pada kelompok bahan makanan dengan inflasi 2,15%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar menyumbang inflasi sebesar 1,28%, kelompok sandang sebesar 1,18%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau menyumbang sebesar 0,74%, kelompok kesehatan sebesar 0,08%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami inflasi sebesar 0,0001%. Namun di kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi sebesar 4,87%. (Mkk)