Ini Keutamaan Shalat Berjamaah
Banda Aceh – Safari Dakwah Dinas Syariat Islam (DSI) Kota Banda Aceh berlanjut ke Masjid Babul Jannah Gampong Neusu Aceh, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Sabtu (7/2/2015).
Agenda rutin DSI Banda Aceh dalam rangka memakmurkan masjid ini dimulai dengan Shalat Magrib berjamaah, tausiah agama yang disampaikan oleh Ustadz DR Husni Musannif MSc, dan diakhiri dengan Shalat Isya berjamaah.
Hadir pula di tengah-tengah para jamaah, Kepala DSI Banda Aceh Mairul Hazami SE, Kabid Dakwah Drs Ridwan Ibrahim MSi, Kabid Pengembagan Syariah dan Dayah Wirzaini SHi, sejumlah Dai Perkotaan, aparat gampong dan tokoh masyarakat setempat.
Membuka ceramahnya, Ustadz Husni mengajak para hadirin untuk mengucapkan syukur karena telah berhasil melaksanakan ibadah shalat sebagaimana Rasulullah SAW shalat, yakni selalu di awal waktu dan berjamaah.
Ia kemudian mengupas sejumlah keutamaan shalat berjamaah. “Salah satu hadis nabi menyebutkan, barang siapa yang beritikat dari Magrib sampai Isya di dalam masjid, Allah akan membangun sebuah istana untuknya di surga kelak,” katanya.
Riwayat lain menyebutkan, pahala shalat berjamaah itu lebih tinggi 25 atau 27 derajat dari pada shalat sendirian. “Kalau kita dalam sehari lima kali gak shalat jamaah, kita rugi 135 derajat pahala,” katanya lagi.
Makna shalat berjamaah, sambung Ustadz Husni, nanti akan kita ketahui hikmahnya di akhirat kelak. “Di surga nanti banyak orang yang menyesal karena terlalu sedikit beramal di dunia. Sekecil apapun amalan kita, tetap dicatat oleh Allah, bahkan jika kita sudah berniat shalat Subuh berjamaah, walau kita tertidur dan tak terbangun namun kita sudah dianggap menunaikan shalat berjamaah. Pahalanya juga sama.”
Keutamaan shalat berjamaah lainnya adalah walaupun tidak ada makmum yang khusyu, tapi imamnya khusu, insyaallah akan mendapat pahala 27 derajat, begitu pula sebaliknya. “Jika pun iman dan makmumnya tidak ada yang khusu, shaf-nya rapi pun ikut dihitung pahalanya.”
Ia menambahkan, sesungguhnya Allah memberi telinga dan mata sebagai ujian, namun banyak orang normal yang mengabaikan azan, atau tidak digunakan untuk membesarkan Allah. “Maka ia telah gagal menjadi manusia dan orang itu sama seperti hewan ternak. Sampai saat ini belum ada kambing yang begitu mendengar azan lalu masuk masjid, karena memang itu bukan untuk dia.”
Dalam fiqih, setiap waktu shalat punya fadhilahnya. Shalat paling utama adalah Shalat Subuh dan setelahnya Shalat Ashar. “Keduanya paling berat dilakukan oleh manusia. Kemudian bagi mereka yang mampu mengerjakan Shalat Isya dan Subuh secara berjamaah 40 hari berturut-turut tanpa terlambat, jaminannya ia terbebas dari sifat munafik. Baru kemudian Salat Dzuhur dan Shalat Magrib.”
Soal ibadah, sambungnya lagi, jangan melihat orang yang amalannya kurang dari kita, tapi yang lebih baik dari kita.
“Ajari dari kecil anak-anak kita shalat berjamaah. Allah yang beri hidayah, seorang ayah harus terus berusaha. Yang penting usaha bukan hasil, itu yang Allah lihat.”
“Para orangtua sekarang lebih takut anaknya tidak lulus ujian atau lulus ITB. Setiap anak pulang dari sekolah, ibu selalu menyuruh pajoh bu, mano, jak les, tapi tidak pernah mengingatkan shalat. Apa artinya anak sukses tapi gak salat, jangankan untuk rakyat dan bangsa, untuk orangtuanya pun nanti gak berarti,” tutup Ustadz Husni.
Sabtu (14/2/2015) pekan depan, tim Safari Dakwah DSI Kota Banda Aceh akan menyambangi Masjid Baitul Salam Gampong Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. (Jun)