Islam dan Tujuh Unsur Kekuatannya
Banda Aceh – Sebagai agama dakwah, Islam saat ini telah berkembang hingga dianut oleh 1,6 miliar dari tujuh miliar penduduk dunia. .
Hal tersebut diungkapkan oleh Prof Dr H Abdullah Jamil MSi dalam Dakwah Umum Jumatan Pemko Banda Aceh yang dirangkai dengan Road to Dakwah Harian Waspada, Jumat (30/1/2015) di Taman Sari, Banda Aceh.
“Saudara kita seiman ada 1,6 miliar di dunia ini, yang lain adalah saudara kita sebagai manusia. Dan kita patut berbangga karena negara berpenduduk muslim terbesar di dunia adalah Indonesia,” kata Abdullah Jamil yang juga menjabat Dekan Fakuktas Dakwah dan Komunikasi UIN Medan ini.
Dari 11 negara di Asia Tenggara, sambungnya, tiga negara mayoritas penduduknya menganut agama Islam, yakni Brunei Darussalam 90 persen lebih, Indonesia 85 dan Malaysia 60 persen.
“Khusus untuk Indonesia, ada hal yang mengkhawatirkan karena persentase umat Islam terus berkurang dari sebelumnya yang mencapai angka 87 persen menjadi 85 persen,” ungkapnya.
Untuk itu, ia mengajak semua pihak untuk terus aktif berdakwah. “Sebagian ulama bahkan berpendapat dakwah itu hukumnya wajib,” ungkapnya lagi dalam acara dakwah yang ikut diisi oleh Ustazah Peggy Melati Sukma itu.
Abdullah Jamil juga mengapresiasi Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE dan Harian Waspada yang terus ikut andil dalam dakwah Islam.
“Waspada menyediakan empat halaman khusus untuk dakwah. Itu termasuk dakwah kitabah. Sementara Wali Kota Illiza giat menjalankan dakwah struktural kepada jajarannya.”
Ia menambahkan, untuk menjadi muslim yang baik, tidak ada pilihan lain kecuali kembali ke Al-Quran dan Hadis. “Agar Aceh kuat sebagai Serambi Mekkah, ada tujuh unsur kekuatan dalam Islam yang harus dipenuhi.”
Pertama, Akidah. Baiknya seorang manusia itu kalau akidahnya baik. “Sekarang ada yang bertuhan pada batu giok. Siilahkan pakai, tapi tetap ingat lauhaula wala quwata illabillah. Jangan pernah berkata, sejak saya pakai batu ini istri di rumah selalu tersenyum, atau ibu wali senang sekali kepada saya,” katanya.
Kedua, Ilmu. Agar akidah benar, caranya dengan belajar, dan iIlmu itu harus dicari. “Hebat Aceh dulu karena ulama, orang ramai menuntut ilmu agama ke Aceh.”
Ketiga, Ibadah. Ibadah yang benar kepada Allah akan membuat hidup ini menjadi tentram dan damai. Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani. “Kita cenderung hanya mengurus jasmani saja, sedangkan rohani sering kita lupakan. Kita harus sehat jasmani dan rohani.”
Hakikat kebahagiaan, sambungnya, ada pada ketenangan hati. “Ada survei yang menyebutkan 100 dari 1.000 masyarakat kota kini mengalami stres ringan, sementara enam orang mengalami stres berat. Ini karena tidak kuat sandaran kepada Allah. Sandaran kepada Allah adalah akidah dan ibadah.”
Keempat, Akhlak. “Inilah misi utama kedatangan Nabi Muhammad SAW, yakni untuk memperbaiki akhlak manusia,” katanya.
Saat ini, katanya lagi, akhlak pelajar maupun mahasiswa semakin merosot. “Berbeda dengan para santri pesantren tradisional yang sangat hormat kepada gurunya. Namun sayang, pesantren tradisional pun kini semakin kurang peminatnya.”
Kelima, Ukhuwah Islamiyah. Islam tidak pernah memandang orang berdasarkan etnis atau suku. “Tidak ada beda di antara kita. Hanya tiga kelebihan manusia di mata Allah, yakni iman, ilmu dan taqwa.”
Keenam, Persatuan. Pendukung Islam yang pertama kali adalah dari kalangan wanita, yakni Khatijah. Kemudian dari kalangan orang tua dan hartawan.
“Selanjutnya dari kalangan pemuda ada Ali bin Abi Thalib, dari mantan preman ada Umar bin Khatab dan ada pula dari kalangan wong cilik. Kalangan-kalangan itulah yang harus kita rangkul untuk bersatu kembali ke jalan Allah.”
“Dan yang terakhir, yakni yang ketujuh adalah ekonomi. Pedangkalan akidah dan merosotnya akhlak ada kaitannya dengan ekonomi. Orang yang ekonominya lemah tentu akan lebih mudah dipengaruhi akidahnya, begitu jugan dengan akhlaknya. Ini perlu perhatian kita semua,” demikian ungkap Abdullah Jamil.
Dakwah Umum Jumatan perdana pada 2015 ini, turut dihadiri oleh Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE, Sekda Ir Bahagia SE, Pimpinan Umum Harian Waspada Dra Hj Rayati Syafrin MBA MM, unsur Forkopimda Banda Aceh, para Kepala SKPD beserta jajarannya, pelajar dan awak media. (Jun)