Ustad Harun Al-Rasyid Kupas Metode Tahrir di Pendopo
Banda Aceh – Ustad Harun Al-Rasyid dari Lembaga Cinta Quran mengupas Metode Tahrir di Pendopo Wali Kota Banda Aceh, Jumat (23/1/2015) malam bakda Shalat Isya.
Metode tahrir adalah cara super cepat dan super mudah membaca Al-Quran. “Dengan durasi delapan jam, orang yang sebelumnya buta huruf Al-Quran, insyaallah bisa membaca Al-Quran walau masih terbata-bata,” katanya.
Ustad Harun menjelaskan, sebelum memulai metode ini, peserta didik harus dibawa ke dalam suasana yang gembira dan rileks. “Agar ilmu yang diserap optimal,” katanya di hadapan Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal SE beserta jajarannya yang memenuhi aula pendopo.
Ustad Harun mengatakan, ada dua langkah dalam Metode Tahrir. Pertama, menguasai huruf hijaiyah dengan cara merangkai cerita dengan huruf hijaiyah, Tsa Ya Rho Za Zho Ha Na Ta Ma Sya Ka Qo Ta A Dza.
Kedua, memahami kaidahnya. Ada enam kaidah yang harus dipelajari, di antaranya pengenalan bunyi huruf a i u, an in un, dan cara menghentikan bacaan.
“Betapa penting kita paham isi Al-Quran. Untuk ap Al-Quran Ada? Sebagai petunjuk dalam kehidupan kita. Itu hanya bisa kita dapatkan dengan membaca, memahami dan mengamalkannya. Yuk kita ajak saudara-saudara kita belajar Al-Quran dengan suka cita,” katanya.
Selain para Kepala SKPD, Kabag dan Kabid di lingkungan Pemko Banda Aceh, hadir pula puluhan guru diniyah dalam acara yang dimoderatori oleh Ustad Ridwan Ibrahim ini. Mereka terlihat terlihat serius menyimak pemaparan dari Ustad Harun hingga acara berakhir sekira jam 23.00 WIB.
Ustad Fatih Karim SP selaku CEO Lembaga Cinta Quran, Jakarta, menambahkan, para pengajar Al-Quran harus menjaga penampilan. “Bukan harus gantenng, cantik atau putih, yang penting bersih,” pesannya.
Kedepan, ungkapnya, pihaknya juga berencana menggelar traning for trainer kedepan, dalam membantu Pemko Banda Aceh mengentaskan buta aksara Al-Quran di Banda Aceh.
“Jika diperlukan, kami juga punya metode belajar bahasa arab yang saat ini sedang kami kembangkan,” tutupnya.
Pada kesempatan itu, Lembaga Cinta Quran juga membagikan secara gratis materi pembelajaran Metode Tahrir berupa diktat maupun softcopy kepada puluhan guru pengajar Al-Quran yang hadir.
Illiza : Tegakkan Dinul Islam di Banda Aceh
Sementara Wali Kota Illiza dalam sambutannya mengatakan bersyukur atas kedatangan orang-orang saleh ke Banda Aceh untuk membumikan Al-Quran.
Masyarakat Kota Banda Aceh, kata Illiza, perlu paham bagaimana membaca Al-Quran yang benar. “Dulu orang Aceh di perantauan kerap ditunjuk menjadi imam shalat. Sekarang identitas itu mulai hilang, hingga terancam punah. Jika kita terus berjuang, insyaallah Islam akan bangkit pada 2024 nanti.”
Ia mengungkapkan, persentase umat Islam di Indonesia terus berkurang dan benteng terkuat yang ada saat ini adalah Aceh. “Allah mejaga Aceh, dengan penerapan Syariat Islam (SI), satu-satunya di Indonesia dan penerapan SI terbaik se-Aceh adalah di Banda Aceh.”
Pada sisi lain, ungkap Illiza, pergaulan dan seks bebas kini sangat memprihatinkan karena Aceh menempati peringkat kedua di Indonesia. “Belum lagi aliran sesat yang tercatat 17 aliran di Aceh. Ajaran sesat mengancam remaja-reamaja kita,” katanya.
“Dalam menangkal merosotnya akhlak pemuda-pemudi kita, strategi yang kita gunakan adalah dengan dakwah dan memberikan contoh yang baik. Caranya tegakkan Dinul Islam di Banda Aceh. Jika kita sendiri sudah baik, orang yang masuk ke daerah kita juga akan menjadi baik.”
Pada kesempatan itu, Illiza juga menyampaikan progres penanganan terhadap sejumlah pengurus Gafatar yang sudah ditahan pihak kepolisian. “Berkas mereka akan segera dilimpahkan ke kejaksaan. Saya juga meminta Pemerintah Aceh agar ikut peduli terhadap persoalan pendangkalan akidah dan penanganan terhadap kelompok Gafatar ini,” pungkas Illiza. (Jun)