Pemko Tangerang Studi Banding Pengelolaan Keuangan ke Banda Aceh

Banda Aceh – Rombongan Pemerintah Kota Tangerang yang dipimpin oleh Kabag Keuangan Setdakota Tangerang Ati Ismayati berkunjung ke Balai Kota Banda Aceh dalam rangka studi komparasi (perbandingan) pengelolaan keuangan. Kedatangan mereka disambut oleh Asisten Administrasi Umum Setdako Banda Aceh M Nurdin bersama sejumlah pejabat terkait di Ruang Rapat Sekdako Banda Aceh, Kamis (10/11/2016).

Mewakili Sekdako Banda Aceh, M Nurdin memaparkan pengantar pertemuan seputar profil Kota Banda Aceh, kebijakan dan program yang telah dilakukan Pemko Banda Aceh terutama menyangkut dengan pengelolaan keuangan. Sejak 2007, ungkapnya, Pemko Banda Aceh telah memberlakukan moratorium pegawai yang kini berimbas pada perimbangan belanja publik dan belanja pegawai dalam APBK. “Pada 2007 pegawai kami berjumlah 7.483 orang, dan sekarang jumlahnya mendekati ideal yakni 5.727.”

“Tahun depan dengan pengalihan seribu lebih guru SMA ke Pemprov, kami berharap angkanya menjadi ideal di kisaran empat ribuan. Ini tentu akan menjadikan anggaran kami lebih berimbang nantinya. Selain itu, selama delapan tahun berturut-turut Banda Aceh juga berhasil meraih opini WTP dari BPK-RI.”

Hal lainnya, Nurdin juga memaparkan soal kebijakan open data yang telah diterapkan pihaknya. Database pemerintahan termasuk ringkasan anggaran disajikan secara akuntabel dan transparan dan dapat langsung diakses oleh masyarakat melalui website resmi Pemko Banda Aceh (www.bandaacehkota.go.id).

“Tahun ini sudah ada 20 SKPK yang menerapkan open data, dan target kami ke depan bisa mencakup 39 SKPK dan 100 persen pada 2017 mendatang. Bukan hanya pada badan publik, Puskesmas dan sekolah-sekolah di Banda Aceh juga telah memberlakukan open data ini,” ungkapnya lagi.

Tak ketinggalan, ia turut mepaparkan grafik pertumbuhan ekonomi di Banda Aceh. “IPM Banda Aceh saat ini tertinggi di Aceh. Jumlah penduduk miskin juga dapat terus kita tekan dan pada 2015 angkanya tinggal 7,7 persen.  PAD Banda Aceh juga terus meningkat setiap tahunnya. Dari sekira Rp 5 miliar pasca tsunami hingga mencapai Rp 209,9 miliar pada tahun lalu,” pungkasnya.

Sementara itu, Ati Ismayati yang pada kesempatan tersebut juga mewakili Sekdako Tangerang, menyampaikan terima kasih atas penerimaan yang luar biasa dari jajaran Pemko Banda Aceh. “Melalui kunjungan ini, kami berharap dapat saling belajar dan berbagi best practice antar kedua kota terutama menyangkut dengan pengeloaan keuangan,” katanya.

Ati juga menyampaikan kekagumannya atas pesatnya pembangunan Kota Banda Aceh dalam bingkai penerapan Syariat Islam. “Sebagai daerah Serambi Mekkah, mudah-mudahan kotanya semakin maju dan nilai-nilai Islami dapat terus terpelihara di tengah-tengah masyarakat Kota Banda Aceh,” harapnya. 

Selanjutnya, pertemuan diisi dengan diskusi menyangkut hal-hal teknis pengelolaan keuangan antara kedua belah pihak. Dari Pemko Tangerang terlihat hadir Kasubbag Perbendaharaan dan Kasubbag Verifikasi serta Tim Pelaksana Keuangan pada Bagian Keuangan Setdako Tangerang. Sementara dari Pemko Banda Aceh turut hadir Kasubbag Keuangan pada Bagian Umum Setdako Banda Aceh, Kabid Perbendaharaan DPKAD, dan sejumlah pejabat terkait lainnya. (Jun)


SHARE: