Illiza Undang Para Ahli dan Investor Untuk Mengkaji Konsep Transportasi Air di Banda Aceh

Jakarta – Wali Kota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal mengundang para ahli dan investor dunia untuk mengkaji konsep transportasi air di Banda Aceh. Menurutnya, konsep tersebut sangat cocok diterapkan di Banda Aceh yang memiliki banyak sungai.

‎Hal tersebut disampaikan Illiza saat menjadi pembicara pada acara Pacific Cities Sustainability Initiative 4th Annual Forum “Building Innovative dan Climate Smart Cities” di Mezzanine Ballroom, Aryaduta Hotel, Jakarta, Selasa (31/5/2016).

Acara yang digelar oleh Asia Society bekerjasama dengan Pusat Penelitian Perubahan Iklim (RCCC) Universitas Indonesia dan University of Southern California Marshall School of Business dengan ini bertujuan untuk membangun inovasi dan kota-kota cerdas terhadap perubahan iklim.

Illiza tampil dalam diskusi panel bersama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, dan Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim Rachmat Witoelar. Bertindak sebagai moderator Executive Vice President Asia Society, Tom Nagorski. 

Dengan motto build back better menuju kota masa depan yang berkelanjutan, Illiza memaparkan beberapa program pembangunan akan dilakukan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh. Salah satunya mengenai konsep water front city.

Ia menyebutkan, konsep ini menitikberatkan pembangunan kota yang meningkatkan fungsi dan daya tarik badan air. “Melalui konsep ini, Krueng Aceh dibagi menjadi empat segmen. Untuk perencanaan ke depan, sungai ini akan digunakan sebagai transportasi air dan pariwisata.” 

“Konsep tranportasi air sangat mungkin diterapkan di kota kami. Kendalanya, pasca tsunami sedimen di Krueng Aceh dan sejumlah sungai lainnya di Banda Aceh masih tebal walau telah dikeruk beberapa kali. Biaya yang dibutuhkan pun tidak sedikit. Untuk itu, melalui forum ini kami mengundang para ahli dan investor dari seluruh dunia untuk mengkajinya.”

Mengenai perubahan iklim, semua agama kata Illiza mempunyai keyakinan yang sama bahwa manusia harus hidup berdampingan dengan alam. “Segala perubahan iklim dan lingkungan yang terjadi di sekitar kita saat ini secara tidak langsung adalah akibat dari pola hidup dan perilaku kita sehari-hari.”

Salah satu akibat dari perubahan iklim, katanya lagi, yakni tingginya curah hujan yang meningkatkan ancaman bencana banjir. “Kami bekerja sangat keras untuk mengatasi masalah banjir dengan merencanakan sistem pengendalian banjir. Banda Aceh adalah salah satu kota di Indonesia yang tidak terdampak banjir pada Januari yang lalu.”

Upaya Pemko Banda Aceh lainnya, sambung Illiza, terus memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH), baik dengan membangun taman kota maupun hutan kota. “Ruang Terbuka Hijau telah tersedia 23 persen dari total luas wilayah, dan kota kami juga mengalokasikan dana dari APBK setiap tahunnya untuk memperbesar RTH kota. Selain itu, kami juga mengimbau kepada masyarakat kota agar memanfaatkan lahan hijau di depan rumah masing-masing untuk dijadikan taman kecil.”

Illiza kemudian memaparkan progres pembangunan infrastruktur perkotaan yang sudah cukup baik di Banda Aceh, mulai dari rumah layak huni hingga infrastruktur jalan. “98 persen jalan berkondisi baik, dan saat ini kita tengah membangun fly over dan sejumlah under pass. Banda Aceh kini juga sudah memiliki sistem tranportasi massal Trans Koetaradja.”

Guna mendongkrak pembangunan dan perkembangan kota, Pemko Banda Aceh sebut Illiza membangun hubungan saling saling menguntungkan dengan dua daerah tetangga yakni Aceh Besar dan Sabang. “Ini untuk memudahkan koordinasi dalam hal regulasi antar ketiga derah, dan juga dengan pemerintah provinsi dan pusat,” katanya.

Tak ketinggalan, pada forum yang dihadiri delegasi kota dari sejumlah negara ini, Illiza mengucapkan terima kasih kepada seluruh kota di dunia yang telah ikut membantu Banda Aceh bangkit dari musibah gempa bumi dan tsunami 2004. 

“Jika anda berkunjung ke Banda Aceh hari ini, maka anda tidak akan menyangka 2/3 dari kota kami pernah luluh lantak akibat bencana maha dahsyat. Kami menunggu kedatangan anda semua di kota kecil kami,” pungkas Illiza pada acara yang turut dihadiri oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake Jr dan Direktur Pusat Penelitian Perubahan Iklim UI Jatna Supriatna tersebut. (Jun)


SHARE: