Jelang PENAS KTNA, Masyarakat Banda Aceh Diminta Siap Terima Tamu

Banda Aceh – Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (PENAS KTNA) akan digelar di Banda Aceh pada bulan Mei 2017 nanti. Sedikitnya 50 ribu pesera dari seluruh Indonesia akan hadir ke Banda Aceh. Karenanya, warga Banda Aceh dan Aceh Besar dihimbau menyambut tamu tersebut dengan ramah dan santun sesuai dengan slogan Aceh ‘Peumulia Jamee Adat Geutanyo’.

Hal ini disampaikan Ketua panitia PENAS KTNA, Drs Zakaria Afan, Kamis (7/6/2016) saat mensosialisasikan kegiatan yang akan dilangsungkan di Banda Aceh pada 2017 nanti di Aula Kantor Camat Baiturrahman, Banda Aceh.

Hadir pada kegiatan ini, Camat Baiturrahman Rizal S STP, Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian Kota Banda Aceh, Ir Teuku Iwan Kesuma, anggota Muspika, para Keuchik dalam wilayah Baiturrahman, para Imum Gampong, para Ketua PKk Gampong, para Ketua Pemuda Gampong dan Tuha Peut Gampong dalam Kecamatan Baiturrahman.

Kata Zakaria Afan, puluhan ribu tamu ini nantinya tentu tidak akan mampu tertampung di penginapan-penginapan yang ada di Banda Aceh dan Aceh Besar. Dengan kondisi ini, maka para peserta PENAS KTNA ini akan mencari rumah-rumah penduduk untuk dijadikan penginapan alternatif, tentunya dengan membayar kepada pemilik rumah.

“Mereka akan menyewa kamar atau rumah, tapi tetap harus ada pemilik rumah sebagai induk semang, dan mereka juga memesan makanan selama menginap,” ungkap Zakaria.

Lanjutnya, masyarakat kita bisa menyiapkan diri dan bersikap komunikatif. Kegiatan ini tentunya juga akan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat.

“Mari kita tunjukkan kita sebagai tian rumah yang baik” pinta Zakaria.

Sosialisasi ini akan terus dilakukan di seluruh Kecamatan di Banda Aceh dan Sembilan Kecamatan di Aceh Besar.

Dalam kegiatan ini, juga dihadirkan Ustad Masrul Aidi dan berkesempatan memberikan ceramahnya. Katanya, Islam sangat memuliakan tamu. Dalam Islam memahami ketika semakin banyak tamu yang keluar masuk dari pintu rumah, maka pintu rezeki akan semakin terbuka, meski tamu yang datang bukan muslim.

“Meski mereka non muslim, kita tetap harus menerima dengan ikhlas dan bersikap ramah,” ujar Ustad Masrul Aidi. (mkk)

 


SHARE: