Buka ToT Coach Across Continents, Ini Harapan Wali Kota Banda Aceh
Banda Aceh – Uni Papua Football Communinity menggelar training of trainer (ToT) bagi pelatih sepakbola dari sejumlah kabupaten/kota di Aceh. Bertajuk Coach Across Continents (CAC), kegiatan ini dipusatkan di Lapangan Sintesis Stadion Harapan Bangsa, Lhoong Raya, 2-5 Oktober 2017.
Koordinator Uni Papua Football Community Aceh Fauzaini menyebutkan CAC kali dua setelah sebelumnya digelar pada September 2016 lalu ini, diikuti oleh 33 pelatih sepakbola dari Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Barat Daya, dan Nagan Raya. “Kali ini kita mendatangkan empat instruktur profesional dari Amerika Serikat, Perancis, India, dan Indonesia.”
Keempat instruktur yang akan mengisi CAC di Banda Aceh yakni Tejas Ramakrisna dari India, Arnaud Nicolas dari Perancis, Emily Lynn dari Amerika Serikat, dan Frans Gasper Paraibabo dari Indonesia.
Emily Lynn, instruktur asal Amerika Serikat menambahkan, program yang digagas oleh FIFA ini merupakan sebuah gerakan untuk menanamkan nilai-nilai positif dan pembentukan karakter melalui sepakbola. “Termasuk pemahaman isu-isu terkait pelestarian lingkungan,” kata mantan pemain liga sepakbola Amerika Serikat ini.
Selain di Banda Aceh, pihaknya kata Emily, telah menggelar kegiatan serupa di Atambua, Bali, dan Sorong. “Di Banda Aceh merupakan program kami terakhir di Indonesia, dan kami sangat bersemangat untuk berbagi pengalaman soal sepakbola yang memiliki dampak yang begitu besar terhadap bidang sosial,” katanya.
Ajang bertema “Nation Character Building Through Social Football” tersebut dibuka seara resmi oleh Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, Senin (2/10/2017) di Aula Asprov PSSI Aceh yang juga terletak di Kompleks Stadion Harapan Bangsa. Turut hadir di sana Wakil Ketua KONI Aceh T Rayuan Sukma dan Sekjen PSSI Aceh Khaidir TM.
Aminullah menyambut baik kegiatan yang turut didukung oleh PSSI Aceh itu karena menurutnya akan sangat bermanfaat bagi kemajuan persepakbolaan Aceh untuk masa-masa mendatang. “Saya berharap seluruh peserta agar serius mengikuti kegiatan ini, karena ini merupakan kesempatan untuk menjadi pelatih sepakbola handal baik di level lokal maupun level yang lebih tinggi.”
Ia juga berharap ilmu yang didapatkan selama pelatihan nantinya dapat ditransfer kepada anak didik di daerah masing-masing sehinggaskill mereka semakin meningkat. “Kepada para instruktur yang berasal dari USA, Perancis, India, dan Indonesia, kami mohon agar dapat memberikan didikan kepada pelatih kita secara maksimal pula,” sambungnya.
Khusus soal olahraga sepakbola, Aminullah menyebut banyak sekali manfaatnya seperti menjadi ajang perekat silaturahmi, menjaga kesehatan, dan mendongkrak sektor ekonomi kerakyatan. “Sejak kecil saya sudah mencintai sepakbola. Manfaatnya yang saya rasakan dapat lebih akrab dengan para pemain, komunitas, dan masyarakat. Dari sisi kesehatan juga tetap terjaga. Walaupun sudah memasuki umur 59, tetapi saat bermain bola saya masih serasa 17 tahun,” pungkasnya disambut applause hadirin. (Jun)