• Pasar Al Mahirah Banda Aceh

Salah satu yang menarik dalam menggaet wisatawan yang di jalankan oleh Aminllah dan Zainal Arifin adalah pasar Almahirah. Keberadaaan Pasar Almahirah juga mendukung dua program unggulan pemerintah Aceh, yaitu Aceh Meugoe dan Meulaot, serta Aceh Seumeugot. Program ‘Aceh Meugo dan Meulaot’ salah satunya focus kepada penyediaan sarana pendukung bagi nilai tambah akses pasar yang lebih luas terhadap produk pertanian, pertenakan, dan perikanan. Sementara program ‘Aceh Seumeugot’ merupakan kebijakan dalam memastikan tersedianya sarana dan prasarana secara cerdas dan berkelanjtan yang menjadi daya ungkit pembangunan ekonomi. Sedangkan Peunayong akan menjadi pusat kuliner demi pengembangan wisata dengan harapan bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

  • REX Peunayong Banda Aceh

Pemerintah Kota Banda Aceh melakukan Revitalisasi Rex Peunayong. Langkah itu sebagai upaya Pemko Banda Aceh menata dan mengubah wajah Peunayong agar lebih indah. Untuk biaya revitalisasi telah dianggarkan melalui Dana Alokasi Khusus Aceh (DOKA) 2022 sebesar Rp 1,9 miliar pada Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kota Banda Aceh. program revitalisasi Rex Peunayong merupakan salah satu janji kampanye dan komitmen Wali Kota, Aminullah Usman dan Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin yang akan diwujudkan.

  • Penurunan Program Stunting Kota Banda Aceh

Pemerintah Kota Banda Aceh terus berupaya mewujudkan program Kota Sehat dalam rangka percepatan penurunan angka stunting di Banda Aceh. Berbagai langkah adaptasi dan intervensi penanganan stunting terintegrasi telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Kesehatan. Salah satunya adalah telah melaksanakan 8 aksi percepatan penurunan stunting tahun 2022.

  • Pembangunan Fly Over (jembatan layang) kawasan Simpang Surabaya, Banda Aceh

Pembangunan jalan layang ini pengerjaannya dimulai tahun 2015 dan ditargetkan selesai pada tahun 2017. Simpang Surabaya merupakan salah satu titik penting dalam sistem jaringan jalan Kota Banda Aceh karena melayani sistem primer jaringan jalan. Saat ini kapasitas Simpang Surabaya mulai tidak mampu melayani arus kendaraan yang melaluinya. Karenanya, pembangunan jembatan layang merupakan hal mutlak yang harus dilakukan untuk mengatasi kemacetan lalulintas di kawasan tersebut.

Jembatan layang Simpang Surabaya akan dibangun dengan panjang 850,954 meter dan terbagi dalam 8 bentang. Fly over ini juga memilki lebar 17,5 meter.

  • Pembangunan Jalan Bawah Tanah (Underpass)

Selain membangun fly over di Simpang Surabaya, Pemko Banda Aceh sedang berupaya agar pembangunan jalan bawah tanah (underpass) yang menghubungkan Beurawe ke Kuta Alam (samping Hermes Mall hingga Masjid Kuta Alam). Pembangunan ini juga dilaksanakan tahun 2015.

Underpass akan memudahkan para pengendara dari arah Ulee Kareng menuju ke Kuta Alam tanpa harus memutar arah di Jalan T Hasan Dek, begitu juga sebaliknya, masyarakat dari Kuta Alam tidak harus memutar arah di depan Bank BPD Jambo Tape jika ingin ke Ulee Kareng.

Pembangunan underpass ini tidak akan mengganggu jalan yang sudah ada sebelumnya dari Simpang Surabaya menuju Simpang Jambo Tape. Panjang underpass sekitar 200 meter, dan lebarnya disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada.

  • Trans Kutaraja Gratis Bagi Pelajar

Mulai tahun 2015, Pemerintah Kota Banda Aceh mengoperasikan 92 unit Bus Way dengan nama Trans Kutaraja. Transportasi ini di gratiskan bagi siswa di Banda Aceh. Sedangkan untuk mahasiswa akan diberikan keringanan dalam bentuk kartu berbayar yang harganya jauh dibawah tarif standar.

Saat ini, sejumlah halte sedang dirampungkan. Akan ada 6 koridor yang akan dibuka untuk rute transportasi massal ini, yakni :

  1. koridor 1, akan melayani rute Kota Banda Aceh – Darussalam
  2. koridor 2, jalur Bandara SIM – Terminal Batoh dan ke Ulee Lheue.
  3. Koridor 3, rute Kota Banda Aceh – Mata Ie.
  4. Koridor 4, rute Kota Banda Aceh – Ajuen hingga ke Lhoknga.
  5. Koridor 5, jalur Ulee Kareng- Terminal Batoh.
  6. Koridor 6, rute Keudah – Syiah Kuala.
  • Tingkatkan Partisipasi Perempuan Melalui Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (Musrena)

Perempuan membutuhkan forum tersediri terpisah dari laki-laki agar mereka lebih leluasa untuk menyampaikan aspirasinya tanpa harus merasa segan atau takut dibantah oleh kaum laki-laki.

Pemko memberi ruang bagi perempuan dalam berekspresi melalui Musyawarah Rencana Aksi Perempuan (Musrena). Program ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses perencanaan Kota Banda Aceh dan bersanding dengan proses perencanaan yang sudah ada sebelumnya. Usulan tersebut kemudian digabungkan dan dipilah sesuai skala prioritas dan kebutuhan kota secara umum.

Tujuan khusus dari metode perencanaan ini adalah untuk memperkuat posisi perempuan dalam porses pengambilan keputusan dan kebijakan yang selama ini didominasi oleh laki-laki. Musrena merupakan wadah yang demokratis, strategis, partisipatif, dan politis bagi kaum perempuan untuk dapat berkontribusi dan terlibat aktif dalam pembangunan.

Musrena juga menjadi wadah dan ajang pembelajaran bagi perempuan untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menyuarakan aspirasinya di ruang publik. Sedangkan tujuan umum dari Musrena adalah untuk mewujudkan Kota Banda Aceh sebagai kota yang ramah gender.

Dalam perjalanannya, Musrena ini telah meraih prestasi di tingkat Nasional, yakni Innovative Government Award tahun 2012.