Aminullah: Sebuah Cerita Menarik di Rakernas JKPI

*Siak Tampilkan Tarian Penculikan Putri Mayang oleh Raja Aceh*

Siak – Pembukaan Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke VIII di Siak Sri Indrapura dimulai pada Minggu, 20 Desember 2020. Serangkaian acara seremoni hingga tarian daerah ditampilkan menyambut semua delegasi kabupaten/kota yang hadir.

Sanggar Tasek Seminai dari Kabupaten Siak berhasil mencuri perhatian para peserta yang hadir di dalam Gedung Daerah Sultan Syarif Kasim II, tak terkecuali Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman.

“Sebuah cerita menarik di Rakernas JKPI. Ada tarian yang menceritakan penculikan Putri Siak yang diculik Raja Aceh. Tarian ini mengisahkan perasaan individual. Namun, di luar itu kita punya hubungan baik dengan Siak sejak zaman kesultanan,” ungkap Aminullah usai menikmati acara.

Amatan tim Humas, tema tari yang ditampilkan adalah peninggalan sejarah yang jauh sebelum adanya Kerajaan Siak yakni Gasib di mana ada seorang putri raja yang cantik jelita, Putri Kaca Mayang.

Mengutip riau.antaranews.com, tarian tersebut lebih mengedepankan tentang konflik batin yang dirasakan sang putri. Kondisinya merasa terkungkung dan sedih karena peristiwa yang sedang dialaminya yang ingin memberontak namun tak ia mampu.

Angan Putri Kaca Mayang untuk kembali ke Tanah Gasib setelah diculik Raja Aceh seakan mustahil. Walau akhirnya ia berhasil kembali meski dalam keadaan sudah tidak bernyawa lagi.

Berdasarkan cerita itu karya ini digarap dalam tatanan gerak Melayu yang masih berkembang di Riau hingga saat ini, seperti lenggang dan silat, serta didukung oleh properti berupa rangkaian bambu membentuk segitiga.

“Ini merupakan simbol dari konflik yang saling terkait antara tiga insan yaitu Putri Kacang Mayang, Raja Aceh dan Raja Gasib. Kini makam Putri Kacang Mayang telah menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup sering dikunjungi di kabupaten siak,” jelas Andrio yang akrab dipanggil Papa Doyok ini.

Terkisah kecantikan Putri Kaca Mayang yang tiada tara telah terdengar di segala penjuru negeri. Hal ini menimbulkan hasrat para raja-raja di zaman itu untuk mempersunting sang putri untuk dijadikan permaisuri, termasuk Raja Aceh.

Prahara dimulai ketika Raja Aceh mengutus panglimanya untuk masuk meminang sang putri di Kerajaan Gasib. Namun, pinangan ini ditolak sehingga membuat Raja Aceh begitu murka sehingga Putri Kaca Mayang diculik hingga sampai ke Tanah Aceh.

Menyiasati hal ini Raja Gasib tidak tinggal diam, dan diutus lah seorang panglima bernama Jimbam untuk merebut dan membawa kembali sang putri. Usaha untuk menumpaskan raja Aceh berhasil dilakukan, hanya saja takdir berkata lain.

Kondisi sang putri terlalu lemah dan akhirnya dalam perjalanan pulang, sang putri menghembuskan nafas terakhir. Jasadnya di masukkan ke dalam peti kaca, hingga tiba di Kerajaan Gasib.

Acara juga menampilkan tarian kreasi dari daerah Palembang, Belitung Timur, dan Kota Bogor. Dalam acara pembukaan ini pun menampilakan Mars JKPI dan pagelaran budaya lainnya. (Riz)


SHARE: